Pemilihan TNGL sebagai lokasi pelepasliaran mempertimbangkan beberapa aspek penting seperti jarak yang jauh dari pemukiman penduduk, ketersediaan satwa mangsa yang tinggi, serta jejak keberadaan harimau lain yang mendukung kelangsungan hidup “Senja”. Di sekitar lokasi lepas liar, amat jarang ditemukan aktivitas manusia.
Direktur Hubungan Eksternal Relations, Sanny Tjan, mengatakan pelepasliaran “Senja” memperkuat komitmen perusahaan dalam mendukung program konservasi yang sebelumnya juga sukses dilakukan dalam melepasliarkan harimau-harimau lain di sejumlah taman nasional di Sumatera.
Baca Juga:
Terkam 2 Warga di Langkat, Harimau yang Dilepasliarkan Ditangkap Kembali
Sebelumnya, PTAR memfasilitasi pelepasliaran harimau Sumatera bernama Bestie, ke TNGL pada November 2022. Pada tahun yang sama, PTAR turut mendukung pelepasliaran dua harimau Sumatera ke zona inti Taman Nasional Kerinci Seblat. Jambi.
“Upaya pelepasliaran harimau Sumatera yang kami dukung secara konsisten ini adalah wujud nyata komitmen kami dalam menjaga keseimbangan ekosistem, khususnya di kawasan hutan Sumatera. Kami yakin bahwa konservasi satwa liar, terutama spesies kunci seperti harimau, sangat penting untuk kelestarian lingkungan jangka panjang,” kata Sanny.
Baca Juga:
Personel Reserse Tindak Pidana Khusus Polda Aceh Gagalkan Perdagangan Ilegal Harimau Sumatera
Ia juga menegaskan bahwa program konservasi yang didukung PTAR selalu melibatkan pendekatan kolaboratif dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga konservasi, dan masyarakat lokal guna memastikan keberhasilan jangka panjang dari setiap kegiatan konservasi.
[Redaktur: Dzulfadli Tambunan]