TAPTENG WAHANANEWS.CO, Pandan - Namanya Sugeng Riyanta, lahir di Dusun Sawahan, Kelurahan Banaran, Kulon Progo, Yogyakarta, 4 November 1972. Sugeng Riyanta merupakan anak ketujuh dari pasangan HM Ihsan Muji Raharjo dan Hj Pujilah. Hingga sekolah lanjutan pertama, Sugeng tinggal di Galur, Kulon Progo. Ia merupakan alumni SD Muhammadiyah Banaran 1, yang dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Galur, dan SMA Negeri 7 Jogjakarta.
Karir Alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) ini tergolong moncer. Mengawali pengabdian di Kejaksaan Negeri Kebumen tahun 1998, berbagai jabatan di dunia adiyaksa telah di embannya. Sebelum dilantik menjadi Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, ia pernah menjadi Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat, Kepala Sub Direktorat Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang, pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung, hingga Asisten Pidana Umum di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara.
Baca Juga:
Soal Sugeng IPW Laporkan Ganjar ke KPK, Ini Respons Mahfud MD
Sedikit mencengangkan, Sugeng yang kala itu menjabat sebagai Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), juga diberi amanah menjadi Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Sugeng Riyanta dilantik menjadi Pj Bupati Tapteng oleh Pj Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 15 November 2023.
Datang dengan seabrek prestasi di korps Adyaksa, Sugeng langsung menggebrak dengan aksi-aksi spektakuler yang menakjubkan. Ia melakukan pembenahan setiap sendi birokrasi, demi menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Penguatan internal kelembagaan dan reformasi birokrasi, menjadi agenda pertama setelah menjabat sebagai Pj Bupati Tapteng.
"Roda pemerintahan harus dijalankan berdasarkan azas transparansi, partisipatif, akuntabilitas dan berkeadilan," kata Sugeng.
Baca Juga:
Sugeng Riyanta Sedih Melihat Kondisi Warga Korban Premanisme
Melalui konsep Good Governance and Clean Government, mantan Koordinator pada Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan RI ini memulai revolusi. Sugeng berhasil merubah mindset pelayanan publik aparatur pemerintah. Pelayanan publik yang profesional, berintegritas, cepat, tepat waktu, tepat guna, akuntabel dan bebas dari pungutan liar. Sugeng berhasil membangun konstruksi birokrasi Tapteng, mengembalikan peran birokrat sebagai pelayan masyarakat.
Hitungan bulan menjabat, Sugeng berhasil mencacatkan prestasi. Sempat dihantui defisit sebesar Rp43 miliar, pria yang selalu berpenampilan flamboyan ini melakukan pengetatan GUP (Ganti Uang Persediaan), sehingga mampu membalikkan APBD Tapteng 2023 menjadi surplus Rp64,06 miliar.
“Surplus itu dapat dicapai berkat kerjasama semua stakeholder pemerintahan dengan mengedepankan prinsip kolaboratif, koordinatif, serta mengesampingkan ego sektoral,” ujar Sugeng saat itu.
Jangan berpikir jika keberhasilan Sugeng menata birokrasi Tapteng dilakukan hanya dengan mengucapkan kalimat 'simsalabim'. Peluh keringat dan air mata mengiringi tugas mulia tersebut. Selain perlawanan yang dilakukan kelompok yang tak menginginkan Tapteng maju dan bermartabat, Sugeng harus berjibaku sendiri memperbaiki kondisi birokrasi yang hancur pasca kolonialisme enam tahun. Ingat! Sugeng datang ke Tapteng dalam suasana mencekam, penuh intrik dan jebakan-jebakan Batman mematikan. Wajah birokrasi dalam kondisi carut marut.
Pria yang telah berulangkali digodok di kawah candradimuka Adyaksa ini, memainkan konsep dan strategi dengan elegan dan tegas. Jurus bersih-bersih ini berhasil membongkar dugaan kasus penyelewengan dana BOK dan Jaspel Dinas Kesehatan. Nursyam, sang Kepala Dinas Kesehatan langsung diamputasi. Saat ini, Nursyam bersama dua anak buahnya menjadi pesakitan di rumah tahanan Tanjung Gusta Medan. Dugaan tindak pidana korupsi anggaran rutin BPBD Tapteng tahun 2017 sebesar Rp1,8 miliar, juga dibidik Sugeng. Tim penyidik Kejari Sibolga telah melakukan penggeledahan untuk mencari alat bukti dan dokumen di Kantor BPBD Tapteng. Kasus saat ini masih dalam tahap penyelidikan.
Tidak berhenti sampai disitu, Sugeng yang mencium aroma ketidakberesan pengelolaan Dana Desa, memerintahkan Inspektorat Tapteng melakukan pemeriksaan khusus. Diduga ada pelanggaran kewajiban dalam Surat Pertanggungjawaban Penggunaan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa, yang dilakukan oleh kepala desa sebagai pengelola anggaran. Tidak sedikit kepala desa nakal yang diberhentikan oleh suami Ade Riana Wiranti itu.
Dilantik menjadi Pj Bupati Tapteng di tahun politik, pria yang akrab disapa 'Mas Sugeng' ini bertekad mewujudkan Pemilu 2024 yang berkualitas dan berintegritas. Ia menerbitkan Surat Edaran Bupati Tapanuli Tengah nomor : 800.1.6.2/91/2023 tentang Netralitas Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah. Yang main-main dan coba-coba berpolitik praktis, dikenakan sanksi administratif, etik, bahkan sanksi pidana.
Sorak sorai membahana dari berbagai lapisan masyarakat, tak terkecuali aktivis-aktivis kemanusiaan yang selama ini terbelenggu akibat tekanan dan intimidasi rezim sebelumnya. Dukungan mengalir deras. Sugeng disanjung dan dipuja atas aksi penonaktifan pimpinan OPD, ASN, maupun aparat desa, yang terindikasi menyalahgunakan wewenang. Disisi lain, ASN yang selama ini terbungkam dan terzalimi, mulai bangkit dengan sisa-sisa keberanian yang ada. Aura positif Sugeng melecut semangat mereka untuk memberontak terhadap tekanan dan ketidakadilan, yang selama ini menjadi hidangan pahit yang harus dicicipi.
Sugeng yang mengusir Ketua DPRD Tapteng karena nyelonong masuk saat rapat internal dengan jajaran Dinas Kesehatan, ditasbihkan sebagai aktor utama pembawa perubahan di negeri wisata sejuta pesona. Pria yang bertransformasi dari dunia adyaksa ini menjelma menjadi pemimpin revolusioner. Sugeng menjadi buah bibir dan dielu-elukan, hingga kemudian dijuluki "Manusia Setengah Dewa".
Julukan yang disematkan pada Sugeng mewakilkan sebuah harapan besar. Harapan tata kelola pemerintahan yang baik, yang bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Pemerintahan yang pro rakyat, berkeadilan dan bisa memberikan dampak yang lebih baik dalam segala aspek tatanan kehidupan. Pemerintahan yang berintegritas, yang memberangus segala bentuk penyelewengan dan menenggelamkan semua bentuk ketidakadilan.
"Saya akan bertindak tegas terhadap siapa pun yang mencoba menghalangi kebijakan pro rakyat," koar Sugeng dalam satu kesempatan.
Sukses mendandani tatanan birokrasi, Sugeng mulai melakukan pemulihan perekonomian dan pembangunan kemasyarakatan. Ia berkoordinasi dengan Kementerian Perekonomian dan Kementerian Perdagangan, membahas pengembangan food estate. Dalam kesempatan itu, pria yang gemar menonton wayang ini melontarkan ide pasar murah, upaya penurunan kemiskinan ekstrim, kawasan pergudangan, pengadaan cold storage untuk penyimpanan ikan.
Sugeng menyampaikan usulan terkait pembangunan/revitalisasi pasar tradisional di Kabupaten Tapanuli Tengah, dengan berharap kepada Dirjen Perdagangan Dalam Negeri memprioritaskan Tapteng untuk pembangunan/revitalisasi pasar di tahun 2025. Tak lupa, Sugeng menyiapkan program prioritas lainnya yakni, penurunan stunting, penghapusan kemiskinan ekstrim, dan pengendalian inflasi.
Jika dalam pengungkapan penyelewengan anggaran Sugeng menggebrak lewat gaya tiki taka milik Pep Guardiola, dalam konteks pembangunan perekonomian dan kemasyarakatan, pemilik satu bintang emas di pundaknya ini memainkan samba Brazil yang dipadu dengan total football nya Johan Cruyff. Sugeng menari indah dan lembut, namun penuh totalitas menerobos ruang dan waktu.
Tidak mengherankan, program 'Tapteng Membara' yang digawangi Sugeng sukses membantu masyarakat kurang mampu memiliki rumah layak huni (RLH). Berbagai upaya dilakukan untuk merenovasi rumah tidak layak huni (RTLH), termasuk penggalangan donasi dari berbagai pihak yang tidak mengikat. Hingga akhir Desember 2024, 146 RLH terbangun berkat program Tapteng Membara. Untuk tahun 2025, program Tapteng Membara merencanakan pembangunan 50 RLH.
Kepiawaian Sugeng masih terus berlanjut. Ia sukses membawa Pemkab Tapteng menerima penghargaan Universal Health Coverage (UHC) Award 2024 dan penghargaan KI Award 2024. Penghargaan UHC Award diberikan sebagai bentuk apresiasi atas upaya pemerintah daerah dalam memberikan kemudahan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sementara penghargaan KI Award diberikan atas keberhasilan pemerintah daerah dalam keterbukaan informasi badan publik. Sebuah prestasi yang bertolak belakang dengan pemerintahan sebelumnya, yang melulu diganjar raport merah.
Sejarah lain tercipta di saat Sugeng memainkan lakonnya di bumi Tapanuli Tengah. Muslimin Hutapea, qori asal Tapteng meraih juara 1 cabang Tilawah Quran kategori dewasa putra MTQ ke-39 Tingkat Provinsi Sumatera Utara tahun 2024. Selama perhelatan MTQ tingkat Provinsi Sumatera Utara yang telah diselenggarakan sebanyak 38 kali, belum ada qori dan qoriah asal Tapteng yang mampu meraih juara pada garis maksimal. Ini artinya, pria yang selalu menyasar masjid untuk menjadi Khatib Jumat ini, berhasil memecahkan telur sekaligus melambungkan nama Tapteng di kancah nasional.
Tidak hanya sukses melakukan transformasi pemerintahan serta membangun peradaban baru, Sugeng juga mampu mengendalikan stabilitas politik selama tahapan Pilkada Tapteng 2024, sekaligus menciptakan demokrasi yang sehat. Kendati disebut-sebut akan menjadi Pilkada terpanas, seluruh tahapan Pilkada Tapteng berlangsung dengan aman dan terkendali. Semua berkat upaya Forkopimda Tapanuli Tengah, yang bekerja ekstra menjaga stabilitas keamanan selama tahapan Pilkada 2024.
Sebagai seorang birokrat plus teknokrat ulung, kepiawaian Sugeng kembali diuji saat tidak tercapainya kesepakatan antara Pemkab dengan DPRD Tapteng, terkait Rancangan Perda tentang APBD 2025. DPRD Tapteng yang mencoba mengulur bola dibuat gigit jari. Sugeng mengambil langkah spektakuler dengan menyusun Rancangan Perkada tentang APBD 2025. Legislator Tapteng yang mayoritas masih dipengaruhi elit lama, tercengang dengan overlapping yang dimainkan Sugeng. Politisi-politisi ini lupa jika Sugeng bagian dari laskar Mataram yang lihai memainkan bola. Dampaknya, sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangan Anggota DPRD Tapteng selama enam bulan, sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 312 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kemungkinan besar akan diberlakukan.
Walau sukses memimpin penyelenggaraan pemerintahan, tidak jarang, putra Kulon Progo itu terlihat merenung. Kegelisahan nampak jelas di wajahnya. Kekhawatiran akan masa depan Tapanuli Tengah setelah ianya nanti kembali ke negeri asal. Sugeng sadar, tak selamanya bisa menakhodai Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah. Ia hanya seorang penjabat bupati yang harus kembali ke korps adyaksa. Pasca pelaksanaan Pilkada 2024, tongkat kepemimpinan harus diserahkan kepada bupati terpilih.
Kadung cinta dengan Tapteng, gelombang doa ia panjatkan kepada Sang Khalik, berharap Pilkada Tapteng 2024 melahirkan pemimpin yang memiliki visi dan misi meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, serta mampu merealisasikan program-program yang bermanfaat. Pemimpin yang tidak hanya 'nguwasani', tetapi juga 'ngayemi' dan 'ngayomi'. Bukan pemimpin hore yang menjadi kacung penganut faham Machiavelli.
"Tugas saya membawa Tapteng menuju pintu gerbang kemerdekaan yang sesungguhnya telah saya tunaikan. Saya berharap, Pilkada Tapteng melahirkan pemimpin yang bisa mengisi kemerdekaan itu dengan program-program pro rakyat. Pemimpin yang mampu membawa Tapteng naik kelas," ucap Sugeng.
Sebegitu besarnyakah cinta Sugeng terhadap negeri wisata sejuta pesona, sehingga ia rela syahid hanya untuk membawa Tapteng bangkit dari tidur panjangnya? Berbuat baik memang penuh dengan resiko. Namun cinta Sugeng terhadap Tapteng melebihi konsekwensi apapun jika mengatasnamakan sebuah kebajikan. Yang pasti, cinta Sugeng kepada Tapteng lebih besar dari gerombolan penjarah uang rakyat, yang bertamengkan slogan putra daerah.
Jika ditelisik lebih dalam, kehadiran Sugeng di Tapanuli Tengah bukanlah merupakan peristiwa kebetulan semata, melainkan adanya campur tangan Tuhan yang mengendalikan segala keadaan dalam kehidupan ini. Tuhan yang memiliki minat aktif dalam urusan manusia, mengutus Sugeng untuk memperbaiki kondisi Tapteng yang sudah berada pada kondisi akut. Dimata-Nya, hanya sosok manusia yang bernama Sugeng Riyanta yang mampu merobohkan tirani penguasa lama.
Setelah belasan bulan bertugas, kepemimpinan Sugeng sebagai Pj Bupati Tapteng akan segera berakhir, seiring dengan terpilihnya Masinton Pasaribu-Mahmud Efendi Lubis, sebagai bupati dan wakil bupati pada Pilkada Tapteng 2024. Disisa-sisa akhir jabatannya Sugeng mengebut pembangunan masjid Al-Muslimin Pandan, sembari menyiapkan skema pemerintahan transisi.
Akhir yang indah penuh dengan senyum, akan tertulis dalam tinta emas sejarah revolusi peradaban Kabupaten Tapanuli Tengah. Selamat jalan sang revolusioner, sayonara maestro perubahan, selamat datang kembali di dunia adyaksa. Jasa dan pengabdianmu akan selalu diingat dan dikenang masyarakat Tapanuli Tengah. Fastabiqul khairat..........
[Redaktur : Hadi Kurniawan]