Tapteng.WahanaNews.co, Tapian Nauli - Satu unit rumah semi permanen yang terletak di Aek Lobu Julu, Desa Mela 1, Kecamatan Tapian Nauli , Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), luluh lantah dilalap sijago merah, Minggu, (12/11/2023), sekira pukul 10.00 WIB.
Saat kebakaran terjadi, pemilik rumah, Rida Pasaribu (36) bersama keluarga, sedang mengikuti ibadah kebaktian Minggu di gereja. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Baca Juga:
Jemaat GPIB dan GABK di Cawang Jakarta Timur Bentrok, Ini Pemicunya
''Pemilknya pada saat itu ke gereja satu keluarga," ujar warga, Selasa (14/11/2023)
Kali pertama kebakaran diketahui warga setelah melihat kepulan asap yang menggumpal di udara. Sontak warga mencari tau asal muasal asap, yang ternyata rumah Rida telah hangus terbakar.
Menggunakan alat seadanya, warga berusaha melakukan upaya pemadaman. Namun, besarnya api membuat warga kewalahan. Ditambah angin yang kencang, membuat api semakin mudah merambat ke seluruh bagian rumah.
Baca Juga:
Bapak Bejat yang Menyetubuhi Anak Tirinya Dijemput Polisi di Depan Gereja
"Tidak ada yang bisa diselamatkan. Api sangat besar sekali, langsung menghanguskan seluruh bangunan. Api baru padam saat semua sudah jadi abu," sebut boru Simamora.
Paska kejadian, Rida Pasaribu bersama keluarga tinggal untuk sementar di rumah mertuanya, yang masih satu desa dengan mereka.
"Saat ini kami semua tinggal di rumah mertua, kita belum tau gimana. Kemarin orang Dinas Sosial datang dan menyarankan untuk buat laporan ke kepala desa dan camat," kata Rida.
Dengan tertunduk lesu, Rida mengaku belum memikirkan bagaimana caranya agar kembali memiliki tempat tinggal. Ia masih fokus memenuhi perlengkapan anak-anaknya yang ikut hangus dilalap api. Konon lagi, perayaan Natal dan Tahun Baru yang sudah mendekat.
"Belum terpikir untuk membangun rumah, uang dari mana? Perlengkapan anak-anak untuk sekolah sajapun terpenuhi, sudah sangat bersyukur .Kalau soal makan kita masih di berikan famili yang di sini," tukas Rida dengan nada lirih.
[Redaktur : Hadi Kurniawan]