WahanaNews-Tapteng | Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Parjalihotan dan Desa Danau Pandan, Kecamatan Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah, kondisinya memprihatinkan. Lantai jembatan yang melintasi sungai Parjalihotan itu sudah mulai keropos.
Padahal, jembatan yang berada di Dusun 7 Desa Parjalihotan itu merupakan satu-satunya akses menuju lahan pertanian dan perkebunan. Masyarakat Danau Pandan yang hendak menuju ibukota kecamatan, juga melintasi jembatan tersebut.
Baca Juga:
Pohon Tumbang Disebut Jadi Penyebab Jembatan Putus di Papua
Nuato Harefa, Kepala Desa Parjalihotan, mengungkapkan, jembatan yang dibangun 50 tahun lalu jembatan sepanjang kurang lebih 50 meter memang pernah direnovasi. Namun hanya sekedar penggantian bantalan dan lantai. Yang dilakukan oleh pemkab di bantu swadaya masyarakat, namun sudah lama.
Ia mengklaim, jika pihaknya telah berulang kali mengajukan perbaikan jembatan melalui Musrenbang kecamatan dan kabupaten. Namun hingga saat ini hasilnya masih nihil. Dinas terkait juga sudah beberapa kali melakukan survey, tapi realisasinya tidak ada. Sementara kondisi jembatan sudah sangat mendesak untuk segera diperbaiki.
"Warga yang melintas dengan membawa hasil bumi harus mensiasati dengan cara melansir," kata Nuato, Jum'at (23/6/2023).
Baca Juga:
Jembatan Gantung di Papua Putus, 3 Anggota Polri dan 1 TNI Hilang Setelah Terjatuh ke Sungai
Menurutnya, jika tidak segera direnovasi, jembatan berpotensi ambruk dan menimbulkan korban. Apalagi pondasi jembatan sudah semakin terkikis oleh arus sungai. Hanger dan kabel sling terlihat berkarat dimakan usia.
"Kalau membawa hasil bumi kita selalu khawatir dan was-was. Kondisi jembatannya seperti mau ambruk. Tapi mau bagaimana lagi, jalur ini yang paling dekat, dan kemungkinan hanya setahun ini lah sanggup jembatan ini di gunakan,” ujar A. Laoli (58), warga setempat.
Dirinya berharap, Dinas terkait dapat segera memperbaiki jembatan Parjalihotan yang merupakan akses vital kelancaran roda perekonomian masyarakat.