TAPTENG.WAHANANEWS.CO - SIBOLGA
Persaingan tak seimbang dirasakan oleh para pedagang yang mengadu nasip di Pasar Nauli Kota Sibolga.
Para pedagang di pasar milik pemerintah daerah ini menghadapi kesulitan besar untuk bertahan hidup, akibat terhimpit persaingan tak seimbang dengan pedagang kaki lima (PKL).
Baca Juga:
Erny Rahman Tegaskan Komitmen Tertibkan Pasar Sesuai Arahan Pimpinan Daerah
Bukan hanya sepi pembeli, ancaman gulung tikar pun mengintai mereka.
Seorang pedagang sayuran dan rempah-rempah di lantai dasar gedung pasar menceritakan kepiluannya.
Dirinya mengalami kesulitan menjual dagangannya karena pembeli lebih memilih berbelanja di luar gedung.
Baca Juga:
Warga Sunggal Kanan Deli Serdang Mohon Presiden Prabowo Lebih Perhatikan Rakyat Kecil
Kisah serupa ini dialami hampir seluruh pedagang di Pasar Nauli.
Pelataran gedung pasar dan bahu jalan di sekitarnya dipenuhi PKL, menciptakan persaingan yang sangat tidak adil.
"Kami terancam gulung tikar," ungkap seorang pedagang wanita paruh baya dengan nada sedih.
"Sepi pembeli karena ramai yang berjualan di luar gedung pasar."
Pedagang ayam potong di pasar tersebut turut menyuarakan keluhan serupa.
Mereka mempertanyakan kebijakan pemerintah daerah yang membiarkan keberadaan kios-kios ayam potong di sekitar pasar, sementara pedagang di dalam pasar telah membayar retribusi untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Harusnya pemerintah tidak membiarkan ini terjadi. Kami kan legal dan sudah membayar retribusi," ujarnya dengan nada kesal.
Kondisi ini menjadi sorotan serius. Persaingan yang tidak sehat antara pedagang resmi dan PKL di Pasar Nauli Sibolga mengancam perekonomian para pedagang yang telah berinvestasi dan taat aturan.
Diperlukan solusi konkret dari pemerintah daerah untuk menciptakan lapangan usaha yang adil dan berkelanjutan bagi seluruh pedagang di Pasar Nauli.
Harapannya, pemerintah dapat segera mengambil tindakan untuk mengatur keberadaan PKL dan melindungi pedagang yang telah resmi berjualan di pasar tersebut.
[REDAKTUR : HADI KURNIAWAN]