Masih kata Badia, selain memberikan tambahan penghasilan (insentif) kepada kader kesehatan dan guru, dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga membagikan makan tambahan bergizi berupa susu, bubur kacang hijau, dan telur, kepada ibu hamil, ibu menyusui, lansia, dan balita.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita dan ibu hamil, terutama yang mengalami kekurangan gizi atau berisiko stunting, sekaligus mendorong ketersediaan makanan kaya nutrisi dan mudah dicerna bagi lansia.
Baca Juga:
Permudah Akses Antar Dusun dan Tingkatkan Produktivitas Perkebunan, Pemdes Hutagurgur Bangun Rabat Beton
Sebagaimana slogan "Pulo Pakkat Naik Kelas", Badia menegaskan, pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu prioritas Pemdes Pulo Pakkat. Gizi yang baik menjadi fondasi utama dalam mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan produktif.
Namun realita di lapangan, sambung Badia, menunjukkan bahwa ibu hamil dan balita masih menjadi kelompok yang sangat rentan mengalami kekurangan gizi.
Baca Juga:
Alasan Pemangkasan Transfer ke Daerah Tahun Depan Dipertanyakan DPR
Menurut Badia, permasalahan gizi ini tidak berdiri sendiri. Ada banyak faktor penyebab, baik langsung maupun tidak langsung. Di antaranya adalah rendahnya asupan makanan bergizi, hingga faktor sosial ekonomi dan keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan.
Mengatasi tantangan itu, Badia menegaskan jika pihaknya menggerakan pemberian makanan tambahan sekaligus mengoptimalkan kampanye yang meliputi timbang anak, kampanye masalah gizi dan juga hal yang berkaitan dengan kesehatan bayi.
"Pemberian makanan tambahan akan kita lakukan secara rutin, sehingga kebutuhan gizi anak dapat terbantu," tandas Badia.