WahanaNews-Tapteng | Ketua Umum PGI Tapteng terpilih Pdt. Martin Simanullang, M.Th., MM bersama dengan para pengurus, lakukan kunjungan pertamanya untuk bertemu dengan pejabat kepala daerah Tapanuli Tengah .
Persekutuan Gereja Gereja Indonesia (PGI) yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah sudah memili Kepengurusan baru, yang nantikan akan di lakukan Pelantikan resmi pada juli mendatang.
Pengurus PGI terpilih dalam audiensi tersebut antara lain Pdt Edison Waruwu, SPd.K (Sekretaris Umum), Pdt. Siice Sandroto, S.Th (Bendahara Umum), Pdt Yanuari Halawa (Ketua I), Pdt Dody Simangunsong, S.Th (Ketua III), Pdt. Fenomena Daeli, S.Th (Wakil Sekretaris Umum), Ketua Panitia Pelantikan Pdt. Saud F Sinaga, S.Th, Krisman Tumanggor, ST (Sekretaris Panitia Pelantikan) dan Horas Parulian Silitonga mewakili jemaat.
Baca Juga:
Anak Akbar Tanjung & Jusuf Kalla Jadi Pengurus Golkar
Pj Bupati Tapanuli Tengah, Dr. Elfin Elyas, M.Si menerima audiensi Ketua Umum (Ketum) Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Kabupaten Tapanuli Tengah yang baru terpilih periode 2022-2027, di rumah dinas Pj Bupati di bilangan Kota Pandan, Rabu (21/6/2023) malam.
Pj Bupati menyambut baik audiensi tersebut dan memberikan dukungan penuh kepada pengurus yang baru.
“Tentunya kami menyampaikan dukungan penuh terhadap pengurus PGI Tapteng yang baru terpilih, dengan harapan pelayanan PGI dapat berjalan dengan baik sesuai dengan program yang sudah disusun,” kata Elfin Kamis (23/06/2023).
Baca Juga:
Pengurus Baru Golkar, Anak Setnov dan Airlangga Jadi Wakil Bendahara Umum
Pj Bupati juga mengajak para pelayan gereja untuk tetap menjalin keharmonisan baik dengan pemerintah, tokoh agama dan juga masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan antar umat beragama yang sudah terjalin cukup baik di Kabupaten Tapanuli Tengah.
PGI juga diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan kedamaian, kesejahteraan, khususnya dalam membimbing generasi muda agar tidak terpengaruh dengan narkoba dan juga pergaulan buruk, termasuk dalam menggunakan gadget, karena penyalahgunaan gadget dapat merusak masa depan masyarakat khususnya anak-anak.
“Dari mimbar, para hamba Tuhan harus turut menyampaikan pesan moral untuk bijak ber medsos,” ujar Elyas.