TAPTENG.WAHANANEWS.CO - BADIRI Pemerintah Kecamatan Badiri, di bawah kepemimpinan Camat Ahmad Saufi Pasaribu, menunjukkan komitmennya dalam mengawal pembangunan desa dengan melakukan kunjungan lapangan ke Desa Gunung Kulambu.
Kunjungan ini bertujuan untuk memantau langsung progres pembangunan drainase yang didanai oleh dana desa tahun anggaran 2025.
Baca Juga:
Pembangunan Jalan Sirtu di Desa Sitardas, Tapteng Capai 70 Persen
Proyek pembangunan drainase ini menjadi krusial bagi masyarakat Desa Gunung Kulambu, terutama dalam mengatasi permasalahan banjir dan erosi lahan yang kerap menghantui.
Dengan alokasi anggaran sebesar Rp 277,1 juta, proyek ini dibagi menjadi dua bagian pengerjaan, yakni pembangunan drainase sepanjang 140,30 meter di satu titik di Dusun III, dan 82,00 meter pada titik kedua.
Baca Juga:
Desa Lubuk Ampolu Bangun Drainase, Cegah Banjir dan Libatkan Warga Lokal
Camat Ahmad Saufi Pasaribu mengungkapkan apresiasinya terhadap inovasi yang diterapkan dalam pembangunan drainase ini.
"Kami melihat adanya pemanfaatan bambu sebagai penyangga sebelum pemasangan batu kali. Ini adalah solusi cerdas dalam mengatasi kondisi lahan yang sulit," ujarnya saat melakukan monitoring bersama Sekretaris Kecamatan, staf, Kepala Desa, aparat desa, BPD, dan masyarakat Gunung Kulambu.
Dalam kunjungannya, Camat Ahmad Saufi Pasaribu juga melakukan pengecekan mendetail terhadap kualitas pekerjaan, mulai dari ketebalan, lebar, ketinggian, hingga panjang drainase yang telah dikerjakan.
"Pada titik pertama, pekerjaan tinggal tahap finishing. Namun, kami menemukan beberapa retakan yang perlu diperbaiki. Kami akan segera menyampaikan catatan ini kepada TPK (Tim Pelaksana Kegiatan) untuk ditindaklanjuti," tegasnya.
Lebih lanjut, Camat Ahmad Saufi Pasaribu menjelaskan bahwa pada titik kedua, dari total 140 meter, masih ada 29 meter yang belum dikerjakan karena pencairan dana yang baru akan dilakukan pada tahap kedua.
"Sementara yang sudah dikerjakan, tinggal proses plesteran dan pelantaian," imbuhnya.
Kepala Desa Gunung Kulambu, Sudarma, didampingi Sekretaris Desa dan BPD, menjelaskan bahwa retakan yang ditemukan pada plesteran disebabkan karena pekerjaan yang baru saja selesai dan belum kering sempurna.
"Kami akan melakukan penyisipan lagi untuk memastikan kualitas drainase tetap terjaga," janjinya.
Sudarma juga mengungkapkan bahwa seluruh pekerja yang terlibat dalam proyek ini adalah warga lokal.
"Kami menerapkan sistem 'roker' atau 'aplusan' agar semua warga yang membutuhkan pekerjaan dapat merasakan manfaat dari proyek ini. Dengan sistem ini, warga bekerja secara bergantian, misalnya dua hari di lokasi ini, lalu dua hari di lokasi lain," jelasnya.
Salah seorang pekerja, Pak Uban, yang turut hadir dalam pendampingan monitoring, mengungkapkan rasa syukurnya atas kelancaran pembayaran upah.
"Alhamdulillah, upah kami lancar dan tidak ada hutang," tuturnya.
Dengan sinergi antara pemerintah kecamatan, pemerintah desa, dan partisipasi aktif masyarakat, proyek pembangunan drainase di Desa Gunung Kulambu diharapkan dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi warga setempat.
Selain mengatasi masalah banjir dan erosi lahan, proyek ini juga diharapkan dapat meningkatkan infrastruktur desa secara keseluruhan, serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh warga.
[REDAKTUR : HADI KURNIAWAN]