TAPTENG.WAHANANEWS.CO, Sibolga - Jelang Hari Raya Idulfitri 1446 calo penukaran uang marak di Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah (Tapteng). Tidak hanya beraksi di tempat-tempat tertentu, calo-calo ini juga beroperasi lewat media sosial, dengan membuka lapak penukaran uang pecahan dengan menawarkan tarif jasa bervariasi.
Selain merugikan secara finansial, praktik penukaran uang yang bukan pada outlet resmi yang disediakan atau dihunjuk Bank Indonesia (BI), beresiko terhadap jaminan keaslian uang dan ancaman kejahatan atau tindak pidana.
Baca Juga:
Tiket Kereta Lebaran Sudah Ludes Terjual Sebanyak 2,6 Juta hingga 23 Maret 2025
Namun walaupun demikian, antusiasme warga untuk menukar uang mereka ke jasa penukaran uang tak resmi masih cukup tinggi. Kondisi ini ditenggarai akibat susahnya mendapatkan uang pecahan melalui Bank Indonesia maupun outlet resmi yang dihunjuk.
Boru Tompul (40), salah seorang warga Sibolga mengaku kecewa saat hendak menukarkan uang pecahan di Bank Indonesia Cabang Sibolga. Ia yang telah lama mengantri tetap tidak kebagian lantaran uang pecahan yang disediakan terbatas.
"Susah dapatnya. Berjam-jam antri tapi tetap gak kebagian. Kata petugas, uang pecahannya terbatas," ujar boru Tompul, Jum'at, (21/3/2025).
Baca Juga:
Dalih Mau Lebaran, Kuli Panggul di Pasar Bogor Palak Sopir Barang Rp500 Ribu
Ia juga mempertanyakan mekanisme penukaran uang di BI Sibolga yang terkesan ribet. Boru Sitompul membandingkan pelayanan bank dengan calo penukaran uang yang lebih mudah dan praktis.
"Di beberapa lapak jual beli Sibolga Tapteng gampang, uang pecahan berapa saja ada. Hanya bayar 25 ribu per blok. Lantas kenapa di BI itu prosesnya lama," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan warga lain yang enggan menyebutkan namanya. Ibu satu anak ini mengaku, penukaran uang di sosmed maupun di calo-calo penyedia jasa penukaran jauh lebih praktis. Namun walaupun demikan, dirinya tetap waspada agar uang yang diperolehnya melalui calo tetap uang asli.