"Kita soroti juga bagaimana masyarakat ikut berpartisipasi nantinya. Juga tingkat kerawanan, yakni mengetahui sejak dini potensi kerawanan pemilu di setiap daerah," jelas Hendra.
Sosok yang juga pengamat jurnalis ini membeberkan peranan media disetiap tahapan yang diselenggarakan oleh para penyelenggara pemilu, termasuk penetapan DPT serta bagaimana informasi ini bisa keseluruhan di ketahui masyarakat.
Baca Juga:
Bupati Tapteng dan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Ramah Tamah di Pandan
Sementara, Dzulfadli Tambunan, jurnalis senior Sibolga-Tapanuli Tengah, dalam paparannya mengatakan, media massa memegang peranan besar dalam keberlangsungan pemilu. Bahkan media memiliki kekuatan untuk membentuk opini, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap politik.
Di musim kompetisi pemilihan umum, sambung Dzulfadli, jurnalis lebih cenderung menjadi alat propaganda dari pada alat edukasi. Agar tercipta derajat kompetisi yang sehat, partisipatif, damai, sejuk dan berkualitas, eloknya media mampu menjadi alat edukasi bagi khalayak banyak.
"Tinggal memilih, apakah kita akan menjadi media propaganda atau media yang memberi edukasi untuk kesejukan. Yang pasti, dalam penyajian informasi, kita harus tetap memegang teguh Kode Etik Jurnalistik (KEJ)," tutupnya.
Baca Juga:
Terkait Isu "Cuci Rapor" Viral di Medsos, Ketua DPRD Toba Effendi Napitupulu: Saya Kecewa, Ini harus Ditindak
[Redaktur : Hadi Kurniawan]