Tapteng.WahanaNews.co - Pagi beranjak 'tua' dalam cuaca cerah saat Dermaga kecil di Desa Aek Garut, Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara riuh ramai orang-orang. Di antaranya rombongan jurnalis.
Di tepian dermaga terbuat dari papan itu, beberapa pria, sibuk mengatur perahu. Rombongan pun diarahkan untuk berkumpul bersama sejumlah karyawan mengenakan rompi orange khas perusahaan. Di setiap rompi, tertulis PTAR, perusahaan pengelola Tambang Emas Martabe di Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Baca Juga:
Kepala Perpustakaan SMP N 9 Raih Juara Harapan III Karya Tulis Ilmiah
Selain para rombongan, ada pria bertubuh gempal, namanya Abdul Rahman Sibuea. Ia menyambut dan memberi pengarahan sebelum menaiki perahu.
"Kita akan melihat kawasan hutan mangrove," kata Abdul mangawali.
Ia lantas mengiring rombongan menaiki perahu, satu persatu. Perlahan deru mesin di buritan memecah, mendorong perahu melaju. Barisan mangrove muda terhampar, daun-daun muda menyeruak permukaan air. Tumbuh subur, bersiap menjadi tameng dan kanopi pesisir Desa Aek Garut.
Baca Juga:
Buku Biografi Jokowi Karya Dirut PLN Terjemahan Korea Raih Rekor Muri
"Mangrove ini dikelola sebagian masyarakat lokal yang terdiri dari beberapa kelompok tani," ucap Abdul.
Tokoh muda yang cukup populer di kalangan masyarakat Tapteng ini merupakan penggagas aksi tanam mangrove di kawasan Desa Aek Garut. Dengan menggandeng beberapa masyarakat dalam kelompok tani.
"Sebelumnya banyak yang sudah merusak mangrove ini. Makanya kita hadir untuk menjaga dan merawat," kata Abdul.
Sebagian besar hutan mangrove di kawasan itu sebelumnya perlahan sudah mengalami kerusakan yang parah. Beruntung, gagasan Abdul disambut baik warga sekitar, apalagi dengan hadirnya PTAR dalam dukungan besar.
"Tak hanya memberi bibit mangrove, perusahaan PTAR juga memberikan bantuan bibit kerang dan sudah ditabur di tempat ini," terang Abdul.
Menjadikan Desa Aek Garut yang berada di Kecamatan Pandan itu sebagai kawasan hutan mangrove, bagi abdul beralasan kuat. Kawasan dengan luas perairan mencapai puluhan hektar dinilai menjadi tempat yang strategis mencegah luapan air laut.
Tanaman yang dilindungi itu juga dinilai bisa menjadi rumah bagi spesies tumbuhan dan hewan khas. Kekayaan hayati di ekosistem mangrove dianggap menjadi tempat bagi jenis burung, ikan dan kepiting. Dan tidak itu saja, dapat juga dikembangkan sebagai objek pariwisata.
"Karena itu, mari kita sama-sama menjaga kelestarian mangrove untuk anak cucu kita. Mangrove memberikan sumber pencarian masyarakat lokal," katanya.
Tak bisa dipungkiri, kehadiran PTAR memberi warna baru bagi masyarakat sekitar. Keberadaan mangrove dinilai memberi manfaat. Apalagi jika dikelola dengan baik melalui edukasi secara berkala, tentu kelestarian mangrove akan terus terjaga.
Hal tersebut diakui seorang warga bermarga Hulu. Pria yang bekerja sebagai nelayan itu menyebut telah merasakan manfaat dari keberadaan mangrove. Jika naik pasang, ia bersama nelayan lainnya bersemangat membentangkan jala untuk menangkap ikan.
"Setelah adanya mangrove, hasil tangkapan nelayan semakin banyak. Sebab jumlah ikan bertambah setelah adanya mangrove," jelasnya.
Penanaman Mangrove Sudah Sejak 2023
Aksi tanam mangrove di Desa Aek Garut berkolaborasi dengan PTAR sudah berlangsung sejak tahun 2023. PTAR menyediakan beberapa jenis bibit Rhizophora siap tanam yang berusia 4 hingga 6 bulan. Ditanam pada persemaian dengan tinggi bibit 50 hingga 80 centimeter.
Penanaman dilakukan dengan jarak tanam bibit 1x3 meter, tergantung batas air laut surut. Penanaman direncanakan selama 2 hingga 3 bulan, durasi pemeliharaan 2 tahun, dan dapat diperpanjang.
Junior Supervisor-Environmental Biodiversity Management PTAR, Mutia Rahmawati menjelaskan, penanaman Mangrove sudah membuahkan hasil. Sebanyak 3.000 bibit yang diserahkan untuk ditanam kini sudah memasuki usia 8 hingga 10 bulan.
"Kita akan terus melestarikan hutan mangrove. Sekali sebulan kita terus mengawasi persentase dari pertumbuhan mangrove," katanya.
PT Agincourt, telah memainkan peran yang sangat penting dalam melestarikan hutan mangrove di wilayah kerjanya dan aktif terlibat dalam berbagai inisiatif untuk mempertahankan keberlanjutan ekosistem mangrove. Edukasi dan pelatihan juga dilakukan.
Dalam dua tahun terakhir, PT Agincourt telah mengimplementasikan program rehabilitasi mangrove di Tapanuli Tengah, dan menanam puluhan ribu bibit mangrove serta memberikan perhatian khusus terhadap pemeliharaan tanaman yang sudah ada.
Upaya itu tidak hanya membantu memperkuat keseimbangan ekosistem mangrove, tetapi juga memberikan dampak positif bagi keberlanjutan sumber daya alam.
"Kedepannya kita akan melakukan penyisipan untuk rehabilitasi area Mangrove," ucap Mutia.
Menurut dia, dengan keterlibatan aktif ini, perusahaan tidak hanya menjaga keberlanjutan lingkungan tetapi juga menciptakan model inspiratif bagi perusahaan lain untuk mengikuti jejak PTAR dalam menjaga keberlanjutan hutan mangrove.
Berdasarkan Peta Mangrove Nasional tahun 2021, luas eksisting mangrove di Indonesia mencapai sekitar 3,3 juta hektare. KLHK saat itu memberikan apresiasi kepada seluruh pihak termasuk PTAR dalam aksi tanam Mangrove dengan harapan bukan menjadi yang terakhir.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KLHK, Indra Exploitasia pernah menyampaikan, aksi tanam 30.000 bibit Mangrove di Desa Aek Garut merupakan kontribusi besar dari PTAR terhadap pelestarian keanekaragaman hayati, khususnya di kawasan pesisir.
"Menanam kebaikan dengan melakukan penanaman bibit mangrove menjadi kontribusi menuju Visi 2050 Living in Hamony with Nature, dan ke depan kita dapat duduk berdampingan dengan alam," jelas Indra saat aksi tanam Mangrove 2023 di Desa Aek Garut.
Wujud Penerapan Aspek ESG
Aksi pelestarian lingkungan memang terus terus digenjot PTAR dalam berbagai bentuk. Salah satunya penanaman mangrove. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan perusahaan pada konsep yang mengedepankan kegiatan pembangunan, investasi, atau bisnis yang berkelanjutan dengan aspek ESG, yakni Evironmental (lingkungan), Social (sosial) dan Governance (tata kelola).
"ESG menjadi Top 10 dalam dunia pertambangan pada tahun 2023-2024," kata Wira Dharma Putra kala itu dalam pertemuan bersama Jurnalistik.
Melalui aksi tanam mangrove, PTAR telah mampu menerapkan prinsip ESG dalam usaha bisnis dan investasinya dengan mengintegrasikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip menjaga kelestarian lingkungan, tanggungjawab sosial, dan tata kelola yang baik di sekitar lingkungan perusahaan.
"Dan ESG dinilai menjadi tolak ukur investor dalam melakukan investasi di perusahaan pertambangan," ucap Wira.
Sementara, Senior Manager Corporation PTAR, Katarina Siburian, pada November 2022 menjelaskan, selain sektor mangrove, PTAR juga telah menanam sebanyak 1.000 bibit pohon produktif untuk menekan risiko luapan Sungai Garoga yang mengaliri Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan.
"Jenis pohon yang ditanam tentu memberi manfaat bagi warga. Mulai dari bibit pohon durian, alpukat, mangga, dan trembesi," katanya.
Pada bulan Juni tahun 2022, PTAR juga telah melakukan kegiatan penanaman 200 bibit pohon di SMKN 2 Pertambangan Batangtoru. Kegiatan itu diiringi penyerahan 1.200 bibit pohon ke masyarakat sekitar area tambang di Batangtoru dan Muara Batangtoru.
"Kita akan terus menjaga kelestarian hutan dan lingkungan yang dapat memberi manfaat bagi masyarakat lingkar tambang," kata Katarina.
PTAR Telah Menanam 41 Ribu Pohon
Manager Environmental PT Agincourt Resources, Mahmud Subagya mengatakan, terhitung sejak tahun 2012, total bibit pohon yang sudah ditanam di banyak titik di dalam dan di luar area Tambang Emas Martabe mencapai lebih dari 41.000 bibit pohon, dengan potensi produksi oksigen sekitar 18 juta kilogram per tahun, dan penyerapan gas karbon sekitar 1 juta ton per tahun.
"PTAR sudah mendedikasikan 55 Ha lahan olahan dengan menanam tanaman lokal yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," kata Mahmud.
[Redaktur: Hadi Kurniawan]