TAPTENG.WAHANANEWS.CO, Pandan - Selain merasakan mual dan pusing, korban dugaan keracunan di SMAN Matauli merasakan detak jantung cepat, panas, keringat dingin, bibir bengkak, hingga sesak.
Kondisi ini diungkapkan penanggung jawab Kesling Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Agustina Hutauruk, Rabu (30/4/2025), di Pandan.
Baca Juga:
Insiden Dugaan Keracunan di SMAN 1 Matauli, Bakwan Hingga Muntahan Jadi Sampel Pemeriksaan
"Selain mual dan pusing, korban juga merasakan detak jantung cepat, panas, keringat dingin, bibir bengkak, hingga sesak," ungkap Agustina.
Agustina mengatakan, kondisi serius tersebut didapatkan dari hasil inspeksi dan pendampingan menyeluruh yang dilakukan pihaknya.
Namun Agustina tidak mau memastikan jika gejala tersebut diakibatkan menu makan siang yang disajikan pihak sekolah.
Baca Juga:
Tiga Korban Diduga Keracunan di SMAN 1 Matauli Masih Dirawat Intensif di RSUD Pandan
"Kita lihat dulu hasilnya. Sampel makanannya kan sudah kita bawa ke laboratorium untuk diperiksa," ujarnya.
Menanggapi jumlah siswa yang mengalami gejala keracunan hanya puluhan orang, sementara siswa yang bersantap siang saat itu ratusan orang, wanita berkacamata itu menyimpulkan banyak faktor. Salah satunya faktor kekebalan tubuh.
Terkait ketentuan pelaku penyedia makanan untuk asrama, Agustina menegaskan harus mengutamakan jaminan kualitas dan keamanan, serta tidak boleh sepele.
Menurutnya, jika ada pelaku penyedia makanan yang belum terstandarisasi namun tetap menjalankan usahanya, sanksinya sangat berat.
"Sanksinya berat, tapi itu bukan ranah kami," timpalnya.
Sementara itu, Kapolres Tapteng, AKBP Wahyu Endrajaya, yang dihubungi melalui sambungan selluler, belum memberikan tanggapan seputar insiden dugaan keracunan di SMAN 1 Matauli Pandan, yang menyebabkan 27 siswa dilarikan ke rumah sakit.
[Redaktur: Hadi Kurniawan]