Persaingan dengan penjemputan pribadi dari keluarga penumpang, serta terbatasnya jadwal penerbangan (hanya sekali sehari dari Medan) semakin memperparah kondisi mereka.
"Tahun ini agak berkurang, penumpang yang turun di Bandara Ferdinand Lumbantobing tidak seberapa.Kami juga bersaing dengan jemputan pribadi," ungkap Galung, salah satu sopir travel.
Baca Juga:
Pembagian Makanan Tambahan dan Imunisasi di Desa Gunung Kulambu Cegah Stunting
Hombing, sopir travel lainnya menambahkan, "Penerbangannya cuma sekali, dan penumpangnya paling banyak 60 sampai 70 orang sekali turun."
Di tengah penurunan jumlah penumpang, keamanan dan kelancaran operasional bandara tetap terjaga. Kepala Posko Terpadu, Ipda Pardamean Pasaribu, menyatakan bahwa sejak posko didirikan pada 26 Maret 2025, tidak ada kendala berarti yang dihadapi.
"Semua berjalan normal, aman, dan lancar," ujarnya.
Baca Juga:
Ericson Maharaja Pimpin GAMKI Tapteng Periode 2025-2028
Meskipun arus mudik menunjukkan peningkatan, prediksi penurunan jumlah penumpang pada arus balik menjadi catatan penting bagi pengelola bandara dan pihak terkait.
Strategi untuk menarik minat penumpang dan meningkatkan pendapatan sektor transportasi di sekitar bandara perlu dipertimbangkan guna menghadapi tantangan di masa mendatang.
Semoga tahun depan, Bandara Ferdinand Lumbantobing dapat kembali ramai dipadati penumpang, baik arus mudik maupun arus balik.