TAPTENG.WAHANANEWS.CO, Pandan - Setelah menuntaskan penyelenggaraan di RS Bhayangkara Batang Toru, safari Operasi Katarak Gratis Tambang Emas Martabe 2025 dilanjutkan di RSUD Pandan, Tapanuli Tengah (Tapteng).
Operasi penggantian lensa mata di RSUD Pandan berlangsung tanggal 18-19 Oktober 2025 ini, ditangani lima dokter spesialis mata dari RS Mencirim 77 Medan.
Baca Juga:
10 Hingga 15 Menit, Operasi Katarak Gratis Tambang Emas Martabe Memakai Teknik MSICS
Hari pertama pelaksanaan operasi, Sabtu (18/10/2025), puluhan pasien memadati RSUD Pandan. Dari 55 pasien yang teregistrasi, 48 mata berhasil dioperasi dari 48 pasien.
Lima pasien gagal operasi dikarenakan glukoma, kornea rusak, dan tunarungu. Sementara dua pasien harus dirujuk ke Medan untuk mendapatkan perlakukan khusus (general anastasi)
Senior Manager Community PT Agincourt Resources, Christine Pepah mengatakan, operasi katarak gratis di RSUD Pandan merupakan gelombang
7 dan 8 safari Operasi Katarak Gratis Martabe tahun 2025.
Baca Juga:
Pelayanan Mengecewakan, RSUD Pandan Dinilai Turun Kelas
"Untuk pertama kalinya, Agincourt Resources hadir di Tapteng bekerjasama dengan RSUD Pandan, guna memberikan manfaat berkelanjutan lewat program "Buka Mata Lihat Indahnya Dunia", ujar Christine, yang didampingi Direktur RSUD Pandan, dr Fadli Syaputra.
Dituturkannya, kehadiran Tambang Emas Martabe di Tapanuli Tengah bertujuan untuk memperluas akses kesehatan mata bagi masyarakat lingkar tambang, khususnya masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga.
Selain menekan prevalensi kebutaan, program ini diharapkan dapat mengembalikan harapan dan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat, khususnya warga usia produktif.
"Kami berharap, penerima manfaat dapat kembali bekerja serta melakukan kegiatan sehari-hari dengan mandiri," imbuhnya.
Salah satu penderita katarak, Temasokhi Mendrofa (46), mengaku sangat bersyukur atas kesempatan operasi katarak tersebut. Kurun sepuluh tahun ia mengalami gangguan penglihatan pada kedua matanya, sehingga menghambat aktivitas sebagai seorang petani karet.
Temasokhi mengaku, kerap terjatuh di kebun saat sedang menyadap karet. Tak jarang, ia gagal menuntaskan pekerjaan, akibat pandangan buram yang ia derita.
Ayah dari tiga anak ini berharap, penggantian lensa mata yang dilakukan terhadapnya berjalan lancar dan membuahkan hasil, sehingga kewajiban memberikan kehidupan yang layak bagi istri dan anak-anaknya dapat dia tunaikan.
"Terima kasih atas kesempatan ini. Sudah sejak lama saya menantikan operasi katarak seperti ini. Saya ingin kembali melihat terangnya duni demi keberlangsungan masa depan anak-anak," ucapnya.
[Redaktur: Dzulfadli Tambunan]