Ia menegaskan, ketersediaan pasar yang menjadi kendala utama bagi petani jagung, tidak lagi menjadi kendala. Agincourt Resources akan menyerap hasil panen, sebagai bahan pakan untuk program peternakan ayam petelur yang sedang dikembangkan di lokasi Aek Pahu, Desa Napa.
"Tinggal nanti bagaimana petani dapat memenuhi standar kualitas yang diharapkan. Makanya kita memakai konsep dari hulu ke hilir, artinya kita dampingi mulai penanaman hingga panen," tuturnya.
Baca Juga:
Kisah Eliya, Menjemput Lentera Kehidupan di Rumah Sakit Bhayangkara Batang Toru
Terkait harga beli yang akan ditawarkan, Christine memastikan akan membeli dengan harga kompetitif. Yang pasti, sambung Christine, pihaknya ingin meningkatkan produktivitas hasil panen, sekaligus menciptakan peningkatan penghasilan petani jagung.
"Program inikan selaras dengan tujuan pemerintah. Tentu harapan kita program ini mampu melahirkan ketersediaan pangan yang cukup dan kondisi yang berkelanjutan," tukasnya.
Christine juga memastikan jika pendampingan yang akan dilakukan Agincourt Resources memakai konsep multi-years. Namun walaupun demikian, pihaknya akan terlebih dahulu melihat peluang jangka panjangnya.
Baca Juga:
Operasi Katarak Gratis Martabe: Harapan Irfansyah Menggapai Mimpi yang Hilang
"Nanti kita lihat. Kalau progresnya bagus akan dilakukan pendampingan jangka panjang. Seluruh program Agincourt Resources itu diharapkan menjadi legacy pasca tambang tidak beroperasi lagi," imbuhnya.
Plt. Kadis Pertanian Tapanuli Selatan,
Muhammad Taufik Batubara, melalui
Kabid Tanaman Pangan, Yenny Lubis, mengapresiasi penanaman jagung pada lahan seluar 20 hektare yang diinisiasi Agincourt Resources.
Yenny menyebutkan, program-program yang digelontorkan Tambang Emas Martabe sangat memberi manfaat kepada masyarakat, khususnya warga sekitar lingkar tambang. Keberadaan Agincourt Resources telah berhasil menciptakan petani mandiri.