TAPTENG.WAHANANEWS.CO, Pandan - Akhirnya, Pj Bupati Tapteng, Sugeng Riyanta meninggalkan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Ia bersama istri Ade Riana Wiranti, diberangkatkan OPD bersama ribuan warga dan pelajar dari rumah dinas bupati, di Jalan Raja Junjungan Lubis, Pandan, Kamis (13/4/2025).
Diiringi mobil voorijder Dinas Perhubungan Tapteng, rombongan berangkat menuju Bandara Silangit, Tapanuli Utara. Sugeng beserta keluarga terbang ke Jakarta dari Bandara Silangit dengan menaiki pesawat Super Air Jet.
Baca Juga:
Sepak Terjang Sugeng Riyanta, Maestro Kebangkitan Kabupaten Tapanuli Tengah
Momen pemberangkatan dari rumah dinas sungguh sangat dramatis dan emosional. Sugeng diberangkatkan dengan tumpahan air mata yang menganak sungai. Bupati terpilih, Masinton Pasaribu, yang berbaur dengan masyarakat tak kuasa menahan air mata. Beberapa kali Masinton sungkem sebagai pertanda hormatnya kepada tokoh pembaharuan Kabupaten Tapanuli Tengah itu.
Sepanjang jalan dari Kecamatan Pandan hingga Kecamatan Sitahuis (batas Tapteng - Taput), ribuan anak-anak sekolah berjejer rapi di pinggir jalan. Pelajar dari tingkat SD dan SMP ini sejak pagi sudah menunggu di pinggir jalan raya, depan sekolahnya masing-masing, sambil memegang bendera merah putih kecil.
Anak-anak sekolah ini langsung berteriak histeris ketika mobil dengan plat nomor BB 1 M yang ditumpangi Pj Bupati Sugeng dan istri melintas. Dengan kibaran bendera merah putih, mereka memberangkatkan pemimpin berkharisma itu kembali ke kampung halaman. Dari dalam mobil, Sugeng dan istri menyambut dengan lambaian tangan.
Baca Juga:
Masyarakat Toba Sambut Kedatangan Effendi Napitupulu - Audi Murphy Sitorus di Bandara Silangit
"Selamat jalan bapak perubahan, selamat jalan sang revolusioner. Semoga selamat sampai tujuan," teriak beberapa guru dengan raut wajah sedih.
Diketahui, setelah menjabat sebagai Pj Bupati Tapteng, Sugeng Riyanta berhasil membangunkan Tapteng dari tidur panjangnya. Birokrasi Tapteng yang selam ini seram dan menakutkan, disunglap menjadi birokrasi yang sehat dan nyaman. Sugeng menerapkan prisip good governance yang melayani rakyat dengan cepat, cekatan, dan profesional.
Walau hanya 15 bulan memimpin Kabupaten Tapanuli Tengah, Sugeng berhasil meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat, baik ASN, petani, pengusaha, tokoh masyarakat, hingga tokoh pemuda, akrab dengan Sugeng. Bahkan para pelajar dan mahasiswa tidak asing dengan sosok Wakajati Jawa Tengah ini.
Yang lebih menakjubkan, jaksa yang disusupkan ke birokrasi ini sukses meruntuhkan kekuatan rezim lama, yang masih berhasrat menancapkan kekuasannya di Negeri Wisata Sejuta Pesona. Nyali Sugeng yang diatas rata-rata, berhasil melenyapkan jampi-jampi dan pengaruh gaib yang selama ini menyatroni birokrat dan masyarakat. Bak sebuah revolusi, Sugeng memimpin "pemberontakan" untuk membebaskan bumi Tapanuli Tengah dari cengkeraman status quo.
Tidak mengherankan, pria yang memiliki karir moncer di dunia adiyaksa ini menjadi idola masyarakat. Sugeng yang bekerja ikhlas untuk kemaslahatan ummat mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat. Ia dijuluki "Manusia Setengah Dewa". Walau sedih, masyarakat Tapteng harus rela sang maestro kembali ke korps Adyaksa.
[Redaktur : Hadi Kurniawan]