TAPTENG.WAHANANEWS.CO - PINANGSORI – Keterbatasan akses akibat jembatan yang hanyut oleh banjir tidak mampu memadamkan semangat warga Desa Parjalihotan Baru, Kecamatan Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).
Berkat kolaborasi Satuan Brimob Polda Sumatera Utara, aparat desa, relawan, dan masyarakat, rakit apung berukuran 2,5 x 4 meter berhasil dirancang sebagai solusi sementara untuk menyeberangi sungai yang lebarnya 55 meter.
Baca Juga:
Hasbullah Peduli Korban Banjir di Aceh Tamiang
Jembatan penghubung Dusun 6 dan Dusun 7 semula rusak parah dan hanyut akibat terjangan banjir pada 25 November lalu.
Baca Juga:
Wali Kota Arifin Himpun Donasi Pegawai Jakpus Bantu Korban Bencana Sumatera
Akibatnya, aktivitas warga termasuk anak-anak yang bersekolah terganggu.
Setelah Kepala Desa menyampaikan keluhan kepada media, langkah nyata segera diambil untuk membuat akses penyeberangan alternatif.
Di bawah pimpinan Kompol Mukhtar Kadoli, Kasubsatgas Brimob Ops Aman Nusa 2 Toba 2025, personel Brimob tidak hanya berperan dalam pengamanan tetapi juga membantu menyediakan bahan dan merakit rakit.
Bahan utama berupa drum disumbangkan oleh Perusahaan CPA, sedangkan tali dan paku dibeli dari toko di Sibolga (jarak 35 km dari desa).
Kayu untuk rangka rakit diambil dari kayu yang hanyut oleh banjir.
Ahli rakit dari Sibolga dan Pinangsori, antara lain Sapta (warga Pondok Batu, Sarudik) dan Silaban, juga turut berpartisipasi secara sukarela atas panggilan Pak Purba.
Mereka mendesain rakit yang aman untuk dewasa dan anak-anak, dengan kapasitas menampung hingga 10-15 orang sekaligus.
Pada hari ini (13/12/2025), rakit yang memiliki berat sekitar 500 kilogram diangkat ke pinggir sungai dan dinyatakan siap digunakan.
Dengan adanya pegangan dan tali penunjang, warga kini dapat kembali beraktivitas sehari-hari dengan lebih mudah.
"Kami hanya melakukan tugas untuk masyarakat, karena kesejahteraan mereka adalah prioritas kita," ujar Kompol Mukhtar.
Kepala Desa Nuato Harefa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat.
"Harapan kami, rakit apung ini menjadi solusi awal agar masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti sediakala," katanya.
Langkah ini bukan hanya menjadi akses fisik, melainkan juga simbol bahwa negara dan masyarakat selalu hadir di saat kesulitan – menumbuhkan rasa aman dan menghubungkan harapan bagi warga Parjalihotan Baru.
[REDAKTUR : JOBBINSON PURBA]