Tapteng.Wahananews.co, Batangtoru -Tidak terbantahkan, keberadaan PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe yang beroperasi di Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap masyarakat sekitar lingkar tambang.
PTAR tidak hanya mengurusi konservasi dan produksi emas, tetapi juga mendedikasikan diri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar tambang. Hal ini dibuktikan dengan sejumlah pelaku usaha di lingkar tambang yang turut "ketiban" rezeki dari tambang ini.
Baca Juga:
Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang, PTAR Tanam Ribuan Pohon dan Perluas Nursery
Salah satu warga Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sidik Tanjung (43), saat ini menjadi mitra PTAR sebagai tukang perabot binaan tambang. Sidik bersama rekannya yang tergabung dalam Komunitas Mandiri dan Produktif (Comapro) mampu memproduksi limbah kayu dari tambang menjadi karya bernilai ekonomi berkat bantuan dari tambang emas Martabe. Kini mereka menjalankan usaha bisnis meubel dari limbah kayu pallet tambang.
Lokasi yang dipilih di Desa Sumuran, Kecamatan Batangtoru, Tapsel, kini mampu memproduksi bahan bekas menjadi bahan yang bernilai ekonomi.
"Kami di sini mendapat banyak keuntungan, Bang. Pertama, kami mendapatkan bahan baku dari PTAR secara gratis, yaitu limbah kayu bekas ini. Kedua, kami juga mendapat bantuan alat, dan pelatihan dari tambang," ungkap Sidik.
Baca Juga:
Mengembalikan Cahaya pada Mata dengan Operasi Katarak Gratis oleh Tambang Emas Martabe
Dia juga menjelaskan bahwa rezeki yang mereka nikmati dalam usaha ini bukan saja bahan bahan yang gampang diperoleh, namun hasil produksinya juga sering dipasarkan PTAR melalui kegiatan pameran UMKM.
"Dalam beberapa kesempatan, tambang sendiri membeli karya kami, seperti rak, meja, dan bangku dari kayu," ujar Sidik sambil tersenyum.
Ketika ditanya tentang pendapatan dari usaha ini, dia menjelaskan bahwa pendapatan mereka dari usaha ini sudah cukup baik dan mampu menopang ekonomi keluarga.
"Kami bisa hidupi keluarga, juga berbagi dengan rekan-rekan yang ikut bekerja di sini. Kalau ada banyak orderan, kami bisa mendapat sampai puluhan juta perbulan, tergantung pembayaran dari rekanan kami yang membeli produk kami," tambahnya.
Di lokasi lain di sekitar Batangtoru, ada kelompok UMKM binaan PTAR yang menyediakan layanan Bank Sampah, yaitu pengolahan sampah organik untuk pembuatan pupuk yang memanfaatkan limbah rumah tangga. Bank Sampah Naposo Hamubaon dikelola oleh Koperasi Imajunasi Cerdas Berkarya yang dibina oleh Salman Nasution.
"Bank Sampah ini merupakan jenis usaha rumahan, dimana kami mendapat bantuan mesin dari PTAR untuk mengelola sampah menjadi pupuk organik. Hasilnya telah kami pasarkan di sekitar area kami," ujar Alkar Hamanti Nasution.
Dia menjelaskan bahwa manfaat yang diperoleh dari mengelola bank sampah ini bukan hanya untuk sektor kesejahteraan anggota, tetapi juga dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan sekitar.
Sementara itu, anggota kelompok Bank Sampah, Khaidir Azansyah Sipahutar dan Hendra Ardiansyah, merasa berterimakasih pada PTAR yang memberikan perhatian untuk berkarya dan memberikan peluang kerja.
"Selain mendapatkan pengalaman, kami juga nantinya memiliki peluang membuka usaha bermodalkan pengalaman dan binaan yang diberikan oleh PTAR. Selain itu, ini juga dapat mengurangi pengangguran," kata mereka.
[Redaktur: Hadi Kurniawan]