Temuan gelondongan kayu di sungai-sungai, mengindikasikan terjadinya deforestasi ekosistem Batang Toru yang berada di Timur Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah. Ini menegaskan, penyelidikan pada wilayah hilir atau hanya pada satu lokasi tertentu, akan mengaburkan peristiwa yang sesungguhnya.
Ingat! Banjir bandang dan longsor tidak hanya menghantam Kecamatan Batang Toru dan Muara Batang Toru, Tapanuli Selatan, tetapi juga meluluhlantakkan 20 kecamatan yang ada di Tapanuli Tengah. 43 titik bencana di Tapanuli Tengah maupun Tapanuli Selatan membuktikan jika bencana tidak hanya melanda Desa Garoga, Tapanuli Selatan.
Baca Juga:
Di Balik Gelap dan Badai, Dedikasi Tanpa Batas PLN Mengembalikan Cahaya Sumut
Kondisi ini menguatkan kesimpulan bahwa kerusakan hutan di kawasan ekosistem Batang Toru yang menjadi hulu dari sungai-sungai yang mengalir di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah, telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Aparat penegak hukum harus melakukan penyelidikan secara objektif, komprehensif, dan berbasis data ilmiah.
Memenuhi ekpektasi ini, penyidik harus melakukan penyelidikan dari hulu hingga hilir DAS, guna mengurai penyebab struktural banjir bandang. Penyelidikan yang asal-asalan, tidak akan mampu mengungkap fakta yang sesungguhnya. Bahkan berpotensi menimbulkan pertanyaan besar di tengah-tengah masyarakat.
Rakyat juga berharap, penyelidikan yang dilakukan tidak hanya untuk memainkan skenario yang telah dirancang untuk mencari kambing hitam. Bencana yang merenggut nyawa dan merusak kehidupan puluhan ribu orang ini bukanlah peristiwa tunggal, melainkan hasil dari pola eksploitasi yang dibiarkan berlangsung selama puluhan tahun.
Baca Juga:
SinyaI Lumpuh, Personel PLN Tempuh Jalur Berbahaya di Sibolga Demi Listrik Menyala
Penyidik harus betul-betul lepas dari intervesi "pengusaha hitam" yang selama ini mengeksplorasi hutan secara ugal-ugalan. Ketika bencana melanda, korporasi yang berlindung di balik sertifikat lengkap ini berusaha cuci tangan dan mengkambinghitamkan curah hujan.
Bahkan, sebuah skenario politik hukum yang sistematis sering dimainkan. Fokus penegakan hukum dialihkan kepada pengusaha kecil, petani dan peladang berpindah, atau penambang rakyat tanpa izin. Mereka menjadi korban sekaligus terdakwa dalam drama yang mengaburkan peran pelaku utama.**)
[Redaktur: Hadi Kurniawan]