Tapteng.WahanaNews.co, Pinangsori - Dua hari belakangan, warga Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), ramai membicarakan video yang beredar di sejumlah akun media sosial, yang isinya menyudutkan oknum aparat Desa Gunung Marijo, Kecamatan Pinangsori, Tapteng.
Dalam video yang beredar, Isa Sari Ndaha (73), diketahui warga Desa Gunung Marijo, Kecamatan Pinangsori, mengaku, BLT Dana Desa yang ia terima sebesar Rp 900 ribu, diminta kembali oleh Bendahara Desa berinisial HP. Ndaha juga menyebitkan, jika dirinya sempat diabadikan sambil memegang BLT Dana Desa tersebut.
Baca Juga:
Kemendes PDTT Salurkan BLT-DD Rp15,23 Miliar ke 190 Desa di Kubar
Adanya video yang beredar dengan menyudutkan aparat Desa Gunung Marijo, diklarifikasi langsung oleh Herlina Pininta Pangabean. Didampingi Kepala Desa Tulus Saroha Hutagalung. Bendara Desa Gunung Marijo ini memaparkan kronologis penarikan kembali uang yang telah diberikan kepada Isa Sari Ndaha.
Herlina menuturkan, saat penyerahan bantuan di Kantor Desa Gunung Marijo, pada tanggal 17 April 2023, 4 warga maju untuk menerima secara simbolis bantuan program pemulihan ekonomi berupa perlindungan sosial dan penanganan kemiskinan ekstrem itu, salah satunya Isa Sari Ndaha.
"Ada kekeliruan dan kesalahan kami. Saat keempatnya maju, kami tidak mencocokkan data terlebih dahulu, langsung menyerahkan bantuan dan mendokumentasikannya," papar Herlina, Jum'at (8/12/2023).
Baca Juga:
Kades di Brebes Dijebloskan ke Penjara Gegara Korupsi Dana Desa Buat Judi Online
Usai penyerahan bantuan dan sesi dokumentasi, sambung Herlina, keempat warga diarahkan menandatangani berita acara serah terima. Dalam momen tersebut baru diketahui adanya kekeliruan. Dari 26 penerima Bantuan Lansung Tunai (BLT) Dana Desa tahun 2023, Nama Isa Sari Ndaha, tidak tertera dalam daftar.
"Usai bantuan diserahkan dan foto bersama, maka dilakukan penandatanganan berita acara serah terima. Nama beliau tidak ada. Sembari meminta maaf atas kekeliruan yang terjadi, kami memohonkan beliau mengembalikan bantuan," sebut Herlina.
Herlina mengungkapkan jika Isa Sari Ndaha tidak diundang dalam kegiatan tersebut. Ia hanya mengikuti warga lainnya. Kemungkinan, Isa Sari Ndaha yang kurang faham dan tidak fasih berbahasa Indonesia itu, berkeyakinan namanya ada tertera dalam daftar penerima. Pasalnya pada saat alokasi BLT Dana Desa tahun 2022, pria tidak bisa baca tulis ini menerima bantuan, mewakili putrinya yang meninggal dunia.
"Sewaktu pembawa acara meminta 4 orang maju untuk menerima bantuan secara simbolis, bapak tersebut spontan maju tanpa ada yang menyuruh," imbuh Herlina.
Herlina juga menyebutkan jika Isa Sari Ndaha merupakan penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari Kementerian Sosial. Sesuai dengan Permendes Nomor 17 Tahun 2019, penerima BPNT tidak diperbolehkan menerima BLT Dana Desa.
"Nah bagaimana mungkin kami menabrak regulasi yang telah ada. Tidak ada tipu-tipuan. Saat itu juga kami telah menjelaskan secara detail kekeliruan yang terjadi dengan bahasa yang dimengerti. Beliau menerima dan memakluminya kok," ucap Herlina.
"Sekali lagi kami meminta maaf atas kekeliruan ini. Bapak Isa tidak terdaftar untuk penerimaan BLT Dana Desa. Beliau sudah terdaftar sebagai penerima BPNT. Kejadian tersebut murni kekeliruan kami," sambung Herlina.
Saulia Manik, menantu Isa Sari Ndaha, yang ikut mendampingi mertuanya dalam kesempatan tersebut, mengaku jika mertuanya datang pada saat pembagian BLT Dana Desa tanpa ada yang mengundang.
"Usai pembagian BLT tersebut, mertua saya bercerita pada saya, jika ia tidak jadi menerima bantuan dan uangnya diminta kembali. Saat saya tanya siapa yang menyuruh dia datang ke kantor desa, bapak menjawab tidak ada," kata Saulia.
Namun walaupun demikian, Saulia berharap ada perhatuan lebih kepada mertuanya yang hidup dibawah garis kemiskinan. Konon lagi, Isa Sari Ndaha harus menghidupi 3 cucu yang ditinggal mati kedua orangtuanya.
"Mohonlah kiranya ada perhatian ekstra kepada mertua saya. Beliau layak untuk mendapatkan bantuan lainnya," mohon Saulia dengan berlinang air mata.
[Redaktur : Hadi Kurniawan]