TAPTENG.WAHANANE WS.CO, Sarudik - Seorang bocah perempuan berusia tujuh tahun di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), diduga menjadi korban pencabulan dua terduga pelaku, yang kini masih bebas berkeliaran tanpa tersentuh hukum.
SS selaku ibu dari bocah berinisial MS yang merupakan korban pencabulan menyebutkan, telah melaporkan dua pria yang masih berkaitan keluarga, yakni AA dan A, ke Polres Tapanuli Tengah, dengan nomor surat LP/B/481/XI/2024/SPKT/POLRES TAPTENG/ POLDA SUMUT, tanggal 23 November 2024.
Baca Juga:
Pilu, Inilah Kisah Hidup Keluarga Bocah Viral di Nias Selatan
SS menceritakan, kronologis terkuaknya kisah memilukan yang dialami anaknya, berawal dari saat ia mendengar suara AA dan disusul teriakan anaknya meminta tolong.
"Waktu itu aku lagi istirahat siang di rumah. Anakku minta izin bemain ke rumah tetangga yang menjadi terduga pelaku. Sebelumnya aku mendengar suara ayah A mengatakan 'jangan bilang sama mama mu, nanti kulaporkan kau sama polisi'. Lalu terdengar lah teriakan putri ku menyampaikan 'Mak tengoklah si AA ini'. Aku pun berlari keluar rumah, saat ku kejar AA langsung pergi menggunakan sepeda motornya," sebut SS menceritakan kepada wartawan.
Kejadian tersebut tidak terlalu digubris Ss karena di benaknya kemungkinan AA hanya menyuruh MS untuk tidur siang. Beberapa hari kemudian, lanjut SS, saat dirinya hendak membersihkan alat kelamin putrinya, MS mengeluh kesakitan.
Baca Juga:
Video Pria Mengaku Ayah Bocah Viral di Nias Selatan Berseliweran di Medsos: Anakku Tidak Cacat
"Jangan siram ke dalam mak, sakit," Sebut SS menirukan ucapan MS.
Rasa curiga pun menghampiri, selanjutnya ia bertanya kepada MS soal kejadian yang menimpa putri kesayangannya itu. Sembari menangis, MS mengatakan jika AA dan A telah mencabulinya. Mendengar insiden memilukan itu, membuat SS merasa hancur dan tidak terima dengan kenyataan.
SS bergegas ke Puskesmas Sarudik untuk memeriksakan MS. Namun pihak Puskesmas Sarudik menyarankan mereka untuk ke RSUD Pandan. Sebelum ke RSUD, SS berinisiatif membuat laporan ke Polres Tapanuli Tengah lalu mereka menuju rumah sakit.
"Sampai kami di rumah sakit, salah satu tenaga kesehatan memotretl selaput dara anak ku menggunakan kamera handphone. Kata Tenaga kesehatan itu, dokter sedang ada tugas lain," ungkapnya.
Dikatakan SS, usai kejadian itu putrinya mengalami trauma. Siang-malam MS selalu menangis bahkan mengigau. Tak hanya itu, beberapa tetangga pun mulai mencemoohkan hingga kata-kata kasar yang ditujukan kepada mereka.
SS menyebutkan jika dirinya telah menerima Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penelitian Laporan/Pengaduan, B/SA/RES.1.24/2025/Reskrim tanggal 2 Januari 2025. Ia berharap, pihak kepolisian segera menangkap terduga pelaku yang hingga saat ini masih bebas berkeliaran.
"Pak Kapolres, tolong berikan kami keadilan. Anak ku trauma, siang malam menangis semenjak kejadian itu. Kemana lagi kami mengadu pak," rintihnya.
Sementara itu, Kapolres Tapanuli Tengah, AKBP Wahyu Endra Jaya, yang dikonfirmasi melalui aplikasi WhatsApp mengatakan jika laporan itu akan segera ditindaklanjuti.
"Makasih infonya, saya atensi dan tindaklanjuti," balasnya.
[Redaktur : Hadi Kurniawan]