"Keselamatan dan pemulihan masyarakat di Desa Garoga, Huta Godang, dan Aek Ngadol Sitinjak di Kabupaten Tapanuli Selatan adalah prioritas,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor selama 14 hari terhitung sejak 25 November 2025.
Baca Juga:
Presiden Perintahkan KSAD Maruli Percepat Pemulihan Infrastruktur Aceh
Hingga saat ini, para penyintas tersebar di tujuh posko pengungsian, yakni Desa Batu Hula, Desa Sumuran, Sopo Daganak di Desa Napa, Balai Marguna di Kompleks Kantor Camat Batang Toru, Gedung Serbaguna Gereja HKBP di Wek II Pasar Batang Toru, Puskesmas Kecamatan Batang Toru, dan Desa Garoga.
PTAR memusatkan dukungan logistik dari lokasi yang aman di sekitar area operasional yang tidak terdampak langsung bencana, agar distribusi bantuan lebih cepat, aman, dan terkoordinasi.
Di posko-posko tersebut, PTAR turut menyediakan fasilitas penampungan sementara, dapur umum, makanan siap saji, air bersih, serta layanan kesehatan melalui tenaga medis dan obat-obatan. Spirit gotong royong juga mengemuka.
Baca Juga:
Aceh Tamiang Hancur Pascabencana, Mualem: Dari Atas ke Laut Habis Semua
Selain karyawan PTAR, ratusan warga setempat turut menjadi relawan. Total 305 sukarelawan tercatat membantu operasional posko, mulai dari memasak, distribusi logistik, hingga membantu pelayanan bagi warga lanjut usia, perempuan, dan anak-anak.
“Kami menata dukungan logistik melalui satu kendali koordinasi agar bantuan tersalurkan tepat sasaran dan berkesinambungan. Ini memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah, aparat, dan relawan, sekaligus memastikan pelaksanaannya terukur dan dapat dipertanggungjawabkan,” tambah Katarina.
Tidak hanya dukungan bagi warga di pengungsian, PTAR membantu membuka kembali akses jalan yang terputus akibat material longsor dengan mengerahkan 10 unit ekskavator dan backhoe loader.