Dan, para siswa diduga pelaku pengeroyokan disebut merupakan komplotan Genk Nenek, di lingkungan sekolah tersebut.
Terkait hal ini, AKBP Wahyu, membantah para siswa diduga pelaku penganiayaan sebagai komplotan genk sekolah.
Baca Juga:
Penjelasan Polisi Kontradiktif Soal Saksi, Luka Korban KDRT Semakin Dalam!
"Ini bukan pengeroyokan, tapi perkelahian atau penganiayaan terhadap korban inisial S. Anaknya siapa, sudah tahu. Kejadian, Selasa 12 Agustus 2025, sekitar 15.30 Wib. Hari Rabu Tanggal 13 Agustus 2025 sekitar pukul 00.25 WIB orangtua korban membuat laporan," katanya.
Wahyu mengatakan dirinya bahkan terlibat langsung dalam penangan perkara perkelahian antarsiswa sekolah unggulan itu.
"Besok paginya, saya sendiri bersama beberapa jajaran langsung ke SMAN 1 Pandan untuk menindaklanjuti masalah ini," aku Wahyu.
Baca Juga:
Kasus KDRT DM Boru Manullang: Polisi Periksa Saksi Selasa Depan
Kapolres Tapteng Wahyu mengungkapkan kronologi kasus perkelahian antarsiswa sekolah milik Yayasan Matauli itu.
"Permasalahan ini dipicu karena kesalahpahaman atau diskomunikasi antara kedua siswa. Akibat cekcok mulut saja, setelah itu, mereka bertemu di Jalan Baru," pungkasnya.
[Redaktur: Hadi Kurniawan]