TAPTENG.WAHANANEWS.CO - TAPIAN NAULI
PLN Indonesia Power (PLN IP) Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Labuhan Angin di Sumatera Utara terus berinovasi dalam menghadirkan energi listrik yang andal, efisien, dan ramah lingkungan.
Lebih dari sekadar pembangkit listrik, Labuhan Angin kini menjadi contoh nyata penerapan ekonomi sirkular dan transisi energi di Indonesia.
Baca Juga:
PLN IP UBP Labuhan Angin Perkuat Sinergi dengan Forkopimda Tapteng
Inovasi Cofiring Limbah Uang Kertas: Langkah Maju Menuju Net Zero Emission
Salah satu terobosan terbaru PLN IP UBP Labuhan Angin adalah pemanfaatan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) sebagai bahan bakar campuran (cofiring) di PLTU.
Kerja sama strategis dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada batubara, tetapi juga memberikan solusi inovatif untuk pengelolaan limbah uang kertas yang sebelumnya dimusnahkan.
Baca Juga:
PLN Indonesia Power UBP Labuhan Angin Pastikan Pasokan Listrik Aman Jelang Idul Fitri
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menekankan komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi dan ekonomi sirkular melalui inisiatif ini.
Penggunaan LRUK bukan hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi dari limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna.
Menyongsong RUPTL 2025-2034: Komitmen Terhadap Energi Terbarukan
PLN IP mendukung penuh Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 dengan fokus pada pengembangan pembangkit energi terbarukan (EBT) dan dekarbonisasi.
Langkah strategis yang telah disusun meliputi pembangunan pembangkit EBT, pemanfaatan biomassa untuk cofiring di PLTU eksisting, dan ekspansi program energi surya terintegrasi. Potensi energi surya Indonesia yang mencapai 3.295 GW menjadi peluang besar yang akan dimanfaatkan secara optimal, dengan pembangunan industri PLTS dari hulu hingga hilir.
PLN IP, melalui PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI), telah membangun pabrik panel surya terintegrasi pertama di Indonesia, sebuah langkah penting dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
PLTU Labuhan Angin: Teknologi Ramah Lingkungan dan Keandalan Tinggi
PLTU Labuhan Angin, dengan kapasitas terpasang 2 x 115 MW, beroperasi dengan tingkat keandalan dan efisiensi tinggi.
Teknologi ramah lingkungan seperti Electrostatic Precipitator (ESP) dan Continuous Emission Monitoring System (CEMS) memastikan emisi gas buang tetap dalam batas aman.
Pemanfaatan LRUK sebagai bahan cofiring semakin memperkuat komitmen Labuhan Angin terhadap konsep waste-to-energy dan target NZE 2060.
Keberhasilan ini melanjutkan jejak keberhasilan pemanfaatan LRUK di beberapa PLTU lain, bahkan mencatatkan rekor MURI di PLTU Adipala.
Kolaborasi dan Sinergi: Kunci Sukses Transisi Energi
Manager UBP Labuhan Angin, Berlison Haloho, menekankan bahwa transisi energi tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kolaborasi dan sinergi antar sektor.
Kerja sama dengan Bank Indonesia dalam pemanfaatan LRUK menjadi bukti nyata dari komitmen ini.
PLN IP UBP Labuhan Angin tidak hanya berperan penting dalam menjaga keandalan pasokan listrik di Sumatera Utara, tetapi juga menjadi simbol transformasi menuju pembangkit listrik masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen PLN IP dalam menciptakan masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi Indonesia.
[REDAKTUR : HADI KURNIAWAN]