Tambang Emas Martabe juga memberikan beberapa pelatihan seperti pembuatan furnitur berbahan palet bekas berbasis 3R, pelatihan komputer, pelatihan manajemen keuangan, pendampingan organisasi, dan lainnya pada Koperasi Sarop Do Mulana.
Menjalin kerjasama dengan PTAR selama sekitar lima tahun, Sidik Tanjung, Sekretaris Koperasi Sarop Do Mulana, mengungkapkan bahwa mereka telah merasakan banyak manfaat. Koperasi SDM bisa memperoleh ribuan kotak palet secara gratis dari PTAR. Kotak-kotak ini dimanfaatkan menjadi sawdust dan mebel atau furniture.
Baca Juga:
RI Pamerkan Cara Baik Atasi Pencemaran Danau Toba di WWF Bali
"Palet yang kayunya sudah lapuk akan diolah menjadi serbuk, dengan mesin pencacah yang merupakan bantuan dari PTAR. Serbuk atau sawdust ini kita jual ke Divisi Environment PTAR," ucapnya sambil tersenyum.
Sidik juga menambahkan bahwa Koperasi SDM memproduksi Furnitur puluhan set dalam sebulan, seperti meja kursi, rak bunga, sofa, kotak tisu, rak bumbu, dan lain-lain, dengan bahan semua dari palet. Warga yang ingin membeli kayu palet dengan harga bervariasi dapat menemukannya di lokasi koperasi.
Sidik memiliki harapan dan keinginan yang kuat untuk melihat usaha Koperasi Sarop Do Mulana berkembang dan memiliki pasar sendiri untuk produk yang dihasilkan. "Kami berharap usaha ini berkembang dan memiliki pasar untuk hasil produksi SDM dan bisa menembus pasar nasional," ucapnya.
Baca Juga:
10 Aki Raib dari Truk Sampah DLH Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah
Koperasi Sarop Do Mulana telah berhasil meraih omset sebesar Rp 273 juta pada tahun 2023 lalu, yang meningkat 25 persen dari tahun sebelumnya. Rata-rata omset per bulannya adalah sekitar Rp17 juta.
"Satu set meja kecil beserta empat bangku dijual dengan harga Rp500 ribu. Sedangkan untuk set meja sedang dengan 6 bangku dijual dengan harga Rp2 juta. Steleng kaca dengan ukuran tinggi 170 cm dan panjang 190 cm serta lebar 60 cm dijual dengan harga Rp3 juta," ujar Sidik pada Rabu (7/3/2024) kemarin di lokasi koperasi.
[Redaktur: Hadi Kurniawan]