TAPTENG.WAHANANEWS.CO, Sosorgadong - Aksi penganiayaan terhadap Kepala Desa Muara Bolak, Kecamatan Sosorgadong, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Saihot Pandiangan, disebut-sebut akibat tantangan perang yang dilontarkan korban terhadap AHG, yang merupakan Ketua Forum Komunikasi Warga Muara Bolak.
Sekretaris Forum Komunikasi Warga Muara Bolak, Panusur Nadeak mengatakan, hubungan antara pelaku dengan Saihot tidak harmonis sejak mereka membentuk Forum Kumunikasi Warga Muara Bolak.
Baca Juga:
Viral Duel Maut 2 Pria Bersenjata Tajam di Pinggir Jalan Gresik
Forum Komunikasi Warga Muara Bolak ini gencar menyoroti penggunaan Dana Desa, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang terendus beraroma penyelewengan. Beberapa warga yang namanya terdaftar sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM), tidak menerima bantuan.
"Saya salah satunya, yang hanya menerima satu kali, dari yang seharusnya empat kali," ungkap Panusur, Senin (24/2/2025).
Panusur menyebutkan, pada bulan September 2024, pihaknya menyurati BPD Muara Bolak, mempertanyakan kejelasan nama-nama penerima BLT, namun tidak ada tanggapan, yang membuat mereka melayangkan surat ke Inspektorat Tapteng pada tanggal 13 Pebruari 2025.
Baca Juga:
Dua Pria Berkelahi di Pondok Pinang Jaksel, Satu Tewas
Mengingat surat yang dilayangkan ke BPD dan inspektorat tidak mendapatkan jawaban, sambung Panusur, melalui musyawarah pengurus dan anggota forum, sepakat melakukan aksi damai ke kantor desa yang direncanakan pada tanggal 27 Pebruari mendatang.
Kemungkinan merasa takut dengan rencana aksi tersebut, tanggal 23 Pebruari 2024, Saihot memanggil Panusur ke sebuah warung yang letaknya tidak jauh dari rumah Panusur.
"Kepala desa mengatakan kepada saya 'kita ini kayaknya mau perang ini'. Dan saya jawab 'kenapa jadi begitu tulang'.
Kepala desa membalas 'karena kalian itu kan mau demo. Kemudian saya jawab, itu mau demo bukan untuk mau perang, melainkan untuk menuntut kejelasan dan juga meminta informasi," kata Panusur mengungkapkan percakapannya dengan Saihot Pandiangan