Masih kata Panusur, pada pertemuan itu, Saihot Pandiangan meminta pihaknya untuk membatalkan aksi demo. Namun Panusur tidak berani memenuhi permintaan Saihot, karena harus terlebih dahulu didiskusikan dalam forum, apakah diterima atau tidak.
Usai bertemu dengan dirinya, Panusur melihat Saihot Pandiangan pergi menuju kediaman AHG. Namun ianya tidak mengetahui jelas apa yang terjadi setelah Saihot menemui AHG. Tetapi menurut pengakuan AHG kepadanya saat menghantarkan ke Polres Tapteng, Saihot mengajak perang AHG karena keinginannya agar aksi demo dibatalkan, tidak dikabulkan.
Baca Juga:
Viral Duel Maut 2 Pria Bersenjata Tajam di Pinggir Jalan Gresik
"Kalau tidak bisa dihentikan, berarti kita perang. Itulah katanya kepada AHG," ucap Panusur.
Masih kata Panusur, tantangan yang disampaikan Saihot dijawab AHG dengan kalimat 'Oke kita perang tapi bukan perang fisik. Kalau perang data silahkan'. Pada saat itu lah bogem mentah dilayangkan Saihot ke perut AHG. Namun AHG tidak melawan disebabkan beberapa orang yang diduga teman Saihot berdiri tidak jauh dari pekarangan rumah AHG
Selanjutnya, timpal Panusur, AHG masuk ke dalam rumah, disisi lain, Saihot Pandiangan beranjak pergi menuju warung kopi yang terletak persis di depan kantor desa.
Baca Juga:
Dua Pria Berkelahi di Pondok Pinang Jaksel, Satu Tewas
Pada saat kepala desa duduk di warung kopi tersebut, AHG datang sembari mengajak duel Saihot, sehingga terjadi perkelahian berujung penganiayaan.
"Intinya, kalau laporan kami tersebut ditanggapi yang bersangkutan, kemungkinan perkelahian itu tidak akan terjadi," pungkasnya.
[Redaktur : Dzulfadli Tambunan]