"Mediasi itu diwarnai saling adu argumen dan suara keras, ada juga suara intimidasi oleh keluarga seorang aparatur desa, bahkan mengajak duel pada saya," ujarnya.
Kejadian ini jelas bertolak belakang dengan himbauan Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, agar aparat desa melayani masyarakat, bukan bertindak sebagai penguasa.
Baca Juga:
Viral Lantaran Ngaku Tak Takut Istri, Kades Ini Akhirnya Klarifikasi: Kami Takut, Bu...
Kepala Desa Aek Bottar, Eben, menjelaskan kejadian tersebut sebagai kesalahpahaman.
Dirinya menyatakan Sekdes hanya mengingatkan warga agar melaporkan masalah langsung ke kantor desa, bukan ke media sosial.
Eben juga menganggap ancaman dari anak Sekdes sebagai tindakan anak muda dan menegaskan tidak ada kekerasan fisik berkat kehadiran polisi dan Babinsa.
Baca Juga:
Kasus Sertifikat Laut Bekasi, Kades Berperan Mencari Pembeli
Ia memastikan masalah telah diselesaikan.
"Saya pastikan kejadian tersebut tidak ada kekerasan, justru saya bersama Lae Marpaung, mengantarkan beliau hingga meninggalkan lokasi tanpa ada gangguan sedikit pun dari warga," jelasnya.
Peristiwa ini menjadi sorotan dan diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah Tapteng untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan desa dan kesadaran akan ketertiban serta keamanan dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat.