TAPTENG.WAHANANEWS.CO - PANDAN
Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) telah mengalami 23 kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sejak Maret hingga Juli 2025.
Kejadian ini tersebar di berbagai lokasi, meliputi Desa Hutagurgur, Kelurahan Hajoran, Desa Rawa Genjer, Desa Albion, Desa Sipan Sihaporas, Desa Aek Gambir, Desa Rawa Makmur, kawasan PT TAS Pinangsori, Desa Purba Tua, Kelurahan Pasar Baru, kawasan PT FIA Lumut, Kelurahan Bona Lumban, Desa Sipan, Perumahan Al Fairuz Pandan, Desa Anggoli, Desa Lumut Maju, dan Desa Hutaimbaru.
Baca Juga:
Kasus Pembakaran Rumah Aktivis Tapteng, Raju Serahkan Bukti Tambahan ke Polres
Erianto Tambunan, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Tapteng, menjelaskan bahwa penyebaran api dipercepat oleh angin kencang dan kondisi tanah gambut di beberapa lokasi.
"Ke-23 kasus yang kami tangani semuanya merupakan kebakaran lahan," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Baca Juga:
PLN IP UBP Labuhan Angin Sokong Kemandirian Pangan, Kucurkan Bantuan untuk Nelayan Pargodungan
BPBD Tapteng menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam mencegah meluasnya Karhutla. Langkah sederhana seperti memadamkan api secara manual dengan memanfaatkan sumber air terdekat sembari menunggu kedatangan tim BPBD, sangat membantu.
Warga juga diimbau untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, terutama di musim kemarau, dan senantiasa waspada terhadap lahan yang berdekatan dengan hutan.
Sebagai alternatif yang aman, Erianto menyarankan pembuatan jalur pembatas, seperti parit, jika memang terpaksa membuka lahan pertanian.
"Pembukaan lahan harus dilakukan secara bertahap, diawasi dengan ketat, dan dilaporkan kepada pemerintah setempat. Hindari pembakaran lahan secara membabi buta," tegasnya.
[REDAKTUR : HADI KURNIAWAN]