TAPTENG.WAHANANEWS.CO, Tapian Nauli - Viral di media sosial, seorang pria yang mengaku bernama Nazwar Perwira Pasaribu dianiaya oleh pengelola SPBU Poriaha, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Kabarnya, Nazwar telah melaporkan dugaan penganiayaan yang dialaminya ke Polsek Kolang.
Pengelola SPBU Poriaha, Marison Simanullang, yang dituding sebagai pelaku penganiayaan, membantah apa yang dituduhkan. Ditemui di sebuah kedai kopi di sekitaran Kota Sibolga, Jumat (3/1/2024), Marison menceritakan kronologis kejadian.
Baca Juga:
Kronologi Lengkap Pembunuhan Sadis Andreas Sianipar oleh Oknum TNI
Tanggal 1 Januari 2025 sekira pukul 13.00 WIB, Nazwar tiba-tiba datang ke kantor Marison di SPBU Poriaha, setelah kurang lebih dua tahun tidak ketemu. Marison sempat kaget melihat Nazwar yang tiba-tiba duduk disampingnya, sambil meminta maaf dengan alasan suasana tahun baru.
"Saya bilang, untuk apa minta maaf kalau kejadian kemarin-kemarin terulang lagi. Karena baik pahitnya kejadian sebelumnya masih saya ingat," kata Marison, sembari mengulik kejadian yang tidak mengenakkan, yang dilakukan Nazwar terhadap dirinya beberapa tahun lalu.
Selanjutnya sambung Marison, Nazwar menjawab dengan mengatakan tidak pernah menerima kebaikan darinya, yang dijawab Marison jika ia tidak pernah mengatakan telah pernah memberikan yang terbaik buat Nazwar, sembari mengatakan "Kalau mau minta maaf itu harus bisa merendahkan hati dan menguasai diri"
Baca Juga:
Tuduhan Mencuri Ponsel Berujung Tragis, Santri Dibakar di Ponpes Boyolali
Nazwar yang tidak terima dengan perkataan Marison emosi. Ia mendorong meja dan menendang kursi kantor SPBU hingga patah. Marison pun berdiri dan menghampiri Nazwar, sembari memintanya untuk bertanggungjawab terhadap kerusakan yang terjadi.
"Kurangkul dia, kubilang tanggungjawabi ini. Kemudian, kami saling dorong mendorong. Tiba-tiba dia memukul wajah ku sebelah kiri. Akhirnya, terjadilah perkelahian satu lawan satu, hingga kami dilerai oleh anggota saya bernama Ayu," ujarnya.
Setelah itu, Nazwar pergi. Beberapa jam kemudian, Nazwar datang bersama 3 orang temannya, dengan mengendarai mobil Expander warna putih BB 1299 MG. Marison menduga, keempatnya telah merencanakan sesuatu. Saat itu, keempat orang tersebut berpura-pura mengisi minyak mobil yang mereka kendarai, dengan membayar terlebih dahulu tagihan minyak pesanannya.
"Ada 4 orang mereka, Nazwar, AG, N alias O, dan seorang lagi saya lenal namaun tidak tau namanya," imbuhnya.
Sebelum minyak terisi penuh, tiba-tiba mobil digas hingga terjadi hentakan pada dispenser minyak, yang membuat moncong nozel yang terbuat dari besi pun patah dan menghantam petugas SPBU.
"Mendengar suara dentuman, saya keluar. Saya lihat besi nozel sudah patah. Kebetulan, tali nozel yang terbuat dari karet itu terbanting, hingga mengenai perut anggota saya," lanjutnya.
Marisonpun menghampiri mobil tersebut dan meminta pertanggungjawaban. Bukannya bertanggungjawab, atas kerusakan dispenser dan nozel, Marison yang datang menghampiri, diduga dikeroyok keempat pengedara Expander hingga mengalami luka lebam.
Menurut Marison, dugaan pengrusakan dan pengeroyokan yang dialaminya telah dilaporkan ke Polres Tapteng, sesuai dengan Surat Tanda Penerimaan Laporan Polisi nomor : STPL/B/1/I/2025/SPKT/RES TAPTENG/POLDASU tertanggal 1 Januari 2025.
"Yang sesungguhnya saya yang dikeroyok dan dianiaya. Kita punya rekaman CCTV. Disitu nampak semua kejadian yang sebenarnya. Jadi, ngak usah merasa seperti orang yang teraniaya," pungkasnya.
[Redaktur : Hadi Kurniawan]