Selain menekan prevalensi kebutaan, program ini diharapkan dapat mengembalikan harapan dan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat, khususnya warga usia produktif.
"Kami berharap, penerima manfaat dapat kembali bekerja serta melakukan kegiatan sehari-hari dengan mandiri," imbuhnya.
Baca Juga:
10 Hingga 15 Menit, Operasi Katarak Gratis Tambang Emas Martabe Memakai Teknik MSICS
Salah satu penderita katarak, Temasokhi Mendrofa (46), mengaku sangat bersyukur atas kesempatan operasi katarak tersebut. Kurun sepuluh tahun ia mengalami gangguan penglihatan pada kedua matanya, sehingga menghambat aktivitas sebagai seorang petani karet.
Temasokhi mengaku, kerap terjatuh di kebun saat sedang menyadap karet. Tak jarang, ia gagal menuntaskan pekerjaan, akibat pandangan buram yang ia derita.
Ayah dari tiga anak ini berharap, penggantian lensa mata yang dilakukan terhadapnya berjalan lancar dan membuahkan hasil, sehingga kewajiban memberikan kehidupan yang layak bagi istri dan anak-anaknya dapat dia tunaikan.
Baca Juga:
Pelayanan Mengecewakan, RSUD Pandan Dinilai Turun Kelas
"Terima kasih atas kesempatan ini. Sudah sejak lama saya menantikan operasi katarak seperti ini. Saya ingin kembali melihat terangnya duni demi keberlangsungan masa depan anak-anak," ucapnya.
[Redaktur: Dzulfadli Tambunan]