TAPTENG.WAHANANEWS.CO, Abu Dhabi - PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, menegaskan komitmen terhadap konservasi keanekaragaman hayati di dalam kawasan ekosistem Batang Toru.
Komitmen yang mencakup sekitar 5.700 hektare ini menjadi materi utama dalam IUCN World Conservation Congress 2025, pada sesi bertajuk "Beyond Extraction: Exploring Biodiversity Refugia in Indonesian Production Landscapes".
Baca Juga:
Operasi Katarak Gratis Martabe, Konsistensi Arnima Gulo Menjalankan Peran Ganda
Langkah PTAR ini menandai tonggak baru praktik pertambangan berkelanjutan, yang menunjukkan
bahwa kegiatan ekstraksi sumber daya dapat berjalan berdampingan dengan kontribusi signifikan dan terukur terhadap konservasi alam. Ekosistem Batang Toru adalah habitat alami orangutan Tapanuli, spesies yang berstatus Kritis (Critically Endangered) menurut IUCN.
Sesi yang digelar di Paviliun Asia IUCN dan dimoderatori oleh Prof Jatna Supriatna, Senin (13/10/2025). Ketua Pusat Riset Perubahan Iklim (RCCC) Lembaga Ilmu dan Lingkungan Universitas Indonesia (ISER FMIPA UI), menegaskan peran sains yang kuat dalam tata kelola lingkungan oleh sektor swasta.
Wakil Presiden Direktur PTAR, Ruli Tanio, menjelaskan strategi perusahaan melampaui sekadar pemenuhan regulasi, untuk mencapai dampak positif bersih (net positive impact) terhadap keanekaragaman hayati, melalui dua inisiatif tata guna lahan berskala bentang alam.
Baca Juga:
Operasi Katarak Gratis Martabe Gelombang Kedua di RS Bhayangkara: 229 Mata Berhasil Dioperasi
Pertama, refugia di dalam konsesi tambang. PTAR secara resmi menetapkan sekitar 2.000 hektare wilayah dalam Kontrak Karya (CoW) sebagai kawasan biodiversity refugia, yang dikelola secara aktif dan jangka panjang.
Area ini berfungsi sebagai zona penyangga penting dan koridor strategis ekologis utama untuk mendukung keberlangsungan dan pergerakan satwa liar, termasuk spesies primata kunci di kawasan tersebut.
Kedua, proyek offset keanekaragaman hayati berskala besar. Perusahaan juga berkomitmen mengembangkan proyek biodiversity offset berskala besar di luar area operasi tambang.