Upaya yang dilakukan mencakup penanaman sekaligus memperkaya pohon mangrove di lahan seluas 29 hektare, di Kelurahan Kalangan Indah, Aek Garut, Sitiotio, dan Kalangan.
Selain untuk memastikan keberlanjutan ekosistem mangrove yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat, pihaknya berencana menjadikan hutan mangrove Teluk Pandan sebagai ekowisata non komersial.
Baca Juga:
Sahabat Cerdas Tambang Emas Martabe, PTAR Gelar Penganugerahan Martabe Science Olimpiad 2025
Anggota DPRD Tapteng ini mengungkapkan adanya kendala yang dialami pihaknya dalam upaya penanaman dan pelestarian mangrove di Teluk Pandan.
Namun dengan tehnologi yang diterapkan pengelola Tambang Emas Martabe, mangrove berhasil tumbuh hingga ke tengah-tengah sungai.
"Secara alami tidak bisa tumbuh di tengah-tengah sungai. Namun akhirnya kita bisa menciptakan pulau kecil yang ditumbuhi pohon mangrove," ucapnya.
Baca Juga:
Tingkatkan Kompetensi, PT Agincourt Resources Latih Putra Putri Lingkar Tambang Menjadi Operator ADT
Ia berharap, tidak ada lagi tangan-tangan jahil yang merusak ekosistem mangrove di Teluk Pandan, sekaligus berharap pemerintah daerah lebih maksimal melakukan pengawasan.
"Kita akan terus berupaya agar bagaimana hutan mangrove Teluk Pandan menjadi sumber daya yang mendukung mata pencaharian masyarakat pesisir, seperti budidaya perikanan dan ekowisata," tukasnya.
Diketahui, sejak tahun 2023, PT Agincourt Resources telah menjadikan Teluk Pandan, Tapanuli Tengah, sebagai kawasan konservasi mangrove. Pada kawasan seluas 29 hektar Agincourt Resources telah menanam hampir 100.000 pohon mangrove dan menyebar ribuan benih kerang dan kepiting di pesisir.