TAPTENG.WAHANANEWS.CO - PANDAN
Puluhan pemuda yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Tapanuli Tengah menggelar aksi damai di depan Kantor DPRD Tapteng, Kamis (4/9/2025).
Aksi ini berlangsung di bawah pengawasan ketat dari pihak kepolisian Polres Tapteng dan aparat TNI.
Baca Juga:
Saat Dikepung Demo: Warga Jakarta WFA dari Bali, Pengusaha Hotel Happy
Massa yang membawa sejumlah tuntutan isu nasional dan daerah, melakukan orasi di atas mobil pick-up.
Orator aksi, Adi Gunawan Pasaribu dan Edyanto Simatupang, dalam orasinya menyampaikan pernyataan sikap dari Koalisi Mahasiswa dan Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah yang terdiri dari GMKI Cabang Sibolga-Tapteng, GMNI Cabang Sibolga-Tapteng, DPP GERAM, dan Baper Mapesu.
Adapun tuntutan yang disuarakan antara lain:
Baca Juga:
Usai Demo Tolak Tapera 8 Mahasiswa Jadi Tersangka di Makassar
1. Menolak tunjangan mewah DPR RI.
2. Meminta DPR RI segera mengesahkan RUU Perampasan Aset.
3. Mendesak Kapolri dan Kapolda Sumatera Utara untuk membebaskan massa yang ditahan.
4. Mendesak Kapolri dan Kapolda Sumatera Utara untuk mengundurkan diri.
5. Mengevaluasi kinerja DPRD Tapanuli Tengah.
6. Meminta DPRD segera melakukan RDP terkait dugaan korupsi dana desa.
Aksi ini diwarnai dengan tabur bunga oleh orator aksi kepada anggota dewan dan pihak kepolisian di depan gerbang Gedung DPRD Tapteng.
Aksi berjalan sportif dan kondusif, namun orator aksi menyayangkan adanya tindakan represif dari pihak kepolisian.
"Kita paham betul polisi di manapun harus melalui pendidikan di kepolisian, harus melayani, mengawal, mengayomi masyarakat. Namun apa yang terjadi hari ini?" ujar orator aksi.
Para mahasiswa juga menyinggung aksi ini dilakukan di bulan September, yang mereka sebut sebagai bulan "September berdarah" untuk mengenang tragedi G30S PKI dan peristiwa reformasi.
Massa aksi juga menuntut agar seluruh kepala desa di Kabupaten Tapanuli Tengah diawasi terkait penggunaan dana desa. Mereka meminta agar DPRD Tapteng memberikan jawaban pasti terkait tuntutan mereka.
"Jika tidak ada jawaban, kami akan menembuskan surat ini ke perpustakaan dan menuntut agar masyarakat bisa bertemu dan menyampaikan pendapat secara resmi," tegas orator aksi.
Aksi ini berlangsung damai hingga selesai dengan harapan aspirasi mereka dapat didengar dan ditindaklanjuti oleh pihak terkait.
Selanjutnya, perwakilan massa aksi ini di terima oleh Anggota DPRD Tapteng ke gedung rapat DPRD Tapteng, guna membahas sejumlah tuntutan aksi yang dilakukan oleh massa ini.
"20 orang perwakilan akan kami ajak berdialog di dalam ," ujar salah satu anggota DPRD Tapteng.
[REDAKTUR : JOBBINSON PURBA]