Tapteng.WahanaNews.co - Seiring dengan dilantiknya Dr Sugeng Riyanta menjadi Pj Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), oleh Pj Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin, Rabu (15/11/2023), memunculkan harapan bagi masyarakat. Sugeng Riyanta diharapkan dapat menuntaskan segala persoalan dan carut marut dunia pemerintahan yang ditinggalkan rezim sebelumnya.
Datang dengan seabrek prestasi, di dunia adiyaksa, pria yang akrab disapa dengan sebutan "Mas Sugeng" ini, langsung tancap gas. Hitungan minggu menjabat, Sugeng langsung menggebrak dengan aksi-aksi spektakuler yang menakjubkan. Harapan Kabupaten Tapanuli Tengah akan bergerak ke arah yang lebih baik, sepertinya akan terkabul.
Baca Juga:
Dr Sugeng Riyanta Hadiri Rapat Koordinasi Persiapan Pengadaan ASN
Sugeng muncul bak dewa penyelamat. Berkat tangan dingin Sugeng, APBD Tapteng yang sebelumnya dihantui defisit Rp43,44 miliar, menjadi surplus. Pria kelahiran Kulon Progo 4 November 1972 ini sukses mengendalikan arus kas, hingga mencatatkan surplus Rp64,06 miliar.
Kepakan sayap Sugeng berlanjut dengan melakukan pembenahan tata kelola birokrasi, serta membidik oknum-oknum pelaku dugaan praktik penyelewengan anggaran. Pria yang baru mendapat promosi jabatan sebagai Wakajati Provinsi Jawa Tengah ini, berhasil membongkar dugaan kasus pemotongan dana BOK dan Jaspel Dinas Kesehatan Kadis Kesehatan berinisial N langsung diamputasi oleh Sugeng.
Tidak berhenti sampai disitu, Sugeng yang mencium aroma ketidakberesan pengelolaan Dana Desa, memerintahkan Inspektorat Tapteng melakukan pemeriksaan khusus (riksus). Diduga ada pelanggaran kewajiban dalam Surat Pertanggungjawaban Penggunaan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD), yang dilakukan oleh kepala desa sebagai pengelola anggaran.
Baca Juga:
Dr. Sugeng Riyanta, Pembina Apel Pagi Di SMA Negeri 1 Matauli Pandan
Dilantik menjadi Pj Bupati Tapteng di tahun politik, Sugeng yang bertekad mewujudkan Pemilu 2024 yang berkualitas dan berintegritas, menerbitkan Surat Edaran Bupati Tapanuli Tengah nomor : 800.1.6.2/91/2023 Tentang Netralitas Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah. Yang main-main dan coba-coba berpolitik praktis, akan dikenakan sanksi administratif, etik, bahkan sanksi pidana.
Tekanan beraroma ancaman ini berhasil merobohkan benteng keberpihakan ASN dan aparatur desa, yang sebelumnya secara terang-terangan mendukung salah satu partai peserta pemilu. Setdakab Tapteng, Herman Suwito, yang merupakan panglima tertinggi suksesi ketidaknetralan, tumbang akibat rekaman audio dukungan kepada salah satu parpol peserta pemilu beredar.
Sorak sorai membahana dari berbagai lapisan masyarakat, tak terkecuali aktivis-aktivis kemanusiaan yang selama ini berseberangan dengan penguasa sebelumnya. Dukungan mengalir deras, Sugeng disanjung dan dipuja atas aksi penonaktifan pimpinan OPD, ASN maupun aparat desa yang terindikasi tidak netral.
Kilau Sugeng semakin gemerlap. Alarm peringatan melalui seragam adiyaksa dengan satu bintang emas di pundak, yang dipakai Sugeng saat apel kesiapsiagaan dengan kepala-kepala sekolah, berhasil membuat ciut nyali tikus-tikus kantor. Sugeng mulai menyasar pemerintahan desa. Tidak sedikit kepala desa nakal yang diberhentikan sementara oleh suami Ade Riana Wiranti itu.
Sugeng yang berani mengusir Ketua DPRD Tapteng karena nyelonong masuk saat rapat internal dengan jajaran Dinas Kesehatan, ditasbihkan sebagai aktor utama pembawa perubahan di negeri wisata sejuta masalah.
Sugeng dielu-elukan hingga dijuluki "Manusia Setengah Dewa" oleh kelompok masyarakat yang selama ini merasa dizalimi.
Julukan yang disematkan pada Sugeng mewakilkan sebuah harapan besar. Harapan tata kelola pemerintahan yang baik, yang bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Pemerintahan yang pro rakyat, berkeadilan dan bisa memberikan dampak yang lebih baik dalam segala aspek tatanan kehidupan.
Pemerintahan yang berintegritas, yang memberangus segala bentuk penyelewengan dan menenggelamkan semua bentuk ketidak adilan.
Namun ternyata apa daya, harapan sepertinya tak sama dengan yang nyata. Empat bulan berlalu, auman pengungkapan dugaan praktik penyelewengan anggaran tak terdengar lagi. Pengungkapan kasus dugaan pungli dana BOK dan Jaspel, hingga aksi bersih-bersih yang sempat menjadi momok menakutkan bagi 'mercenary corruption', hilang ditelan bumi, raib tak jelas juntrungannya. Padahal, kasus dugaan pungli dana BOK dan Jaspel Dinas Kesehatan ini, sudah ditangani Jamwas Kejagung RI.
Apa kabar Mas Sugeng? Jangan beri kami harapan fatamorgana. Pernyataan-pernyataan menohok berseliweran di dunia nyata dan menjadi trending topic di dunia maya. Istilah 'masuk angin' viral dan menjadi pembahasan dalam debat kusir kelas kedai kopi. Mungkinkah pertunjukan telah usai?
Memang, menaruh harapan terlalu besar, hanya akan melahirkan kecewaan. Namun, bukanlah suatu larangan untuk berharap. Kami yakin, Mas Sugeng bukanlah type pemimpin yang bekerja setengah hati. Dan kami meyakini, sebagai kader 'Sang Pencerah', mas Sugeng pasti rela syahid demi memperjuangan kebenaran.
Salam akal sehat.
[Redaktur : Hadi Kurniawan]