TAPTENG.WAHANANEWS.CO, Pandan - Bencana hidrometeorologi banjir bandang dan tanah longsor yang menghantam Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dan Kota Sibolga
meninggalkan duka mendalam.
Bencana banjir dan longsor yang menimpa membuat masyarakat berduka dan berada dalam kondisi darurat. Tangisan keluarga korban dan pengungsi di mana-mana. Akses transportasi, komunikasi, dan jaringan listrik lumpuh total.
Baca Juga:
Akhir Bulan Ini, Prabowo Bakal Tebar Bansos Beras
Disaat akses perekonomian lumpuh total, bantuan tak kunjung datang. Janji Pemkab Tapteng akan mendistribusikan logistik ke kecamatan-kecamatan terkesan omon-omon dan "Gadang Hantak".
Hingga Selasa (2/12/2025), pukul 13.00 WIB, kecamatan-kecamatan terdampak banjir dan longsor belum mendapatkan suplay logistik dari Pemkab Tapteng.
Posko penanganan bencana kecamatan baru menerima bantuan 12 dus indomie, air mineral @600 5 karton, beras 40 kg, dan sembako 3 paket. Batuan ini disebut-sebut berasal dari Pemerintah Pusat, yang disalurkan melalui Bandara FL Tobing Pinangsori.
Baca Juga:
Persingkat Jarak Tempuh Petani, Pemdes Mombang Boru Bangun Jembatan Menuju Kawasan Pertanian
Janji Pemkab Tapteng yang terkesan hanya "bacot" terbukti saat beberapa kecamatan yang diperintahkan datang ke Kantor Bupati Tapteng untuk menjemput logistik, Senin malam (1/12/2025), pulang dengan gigit jari.
Padahal, perintah untuk mengerahkan 3 unit truk langsung berasal dari Bupati Tapteng, Masinton Pasaribu, saat rapat dengan camat-camat se Tapteng.
"Gadang hantak (omong doang) itu Pemkab Tapteng. Tadi malam kita diminta untuk mendatangkan 3 unit truk ke Pandan, dengan tujuan untuk membawa bantuan pangan ke kecamatan. Nyatanya kita pulang dengan gigit jari," ujar Dzulfadli Tambunan, relawan Penaggulangan bencana Kecamatan Sibabangun, Selasa (2/12/2025).