Menurut ibu tiga anak ini, kontribusi istri sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, terutama di saat pendapatan suami minim bahkan tidak menentu. Harga kebutuhan sehari-hari yang kian mencekik leher, menuntutnya turut berpeluh keringat dan menjalankan "peran ganda".
Sembari beristirahat, dipandanginya mangkuk-mangkuk kecil, wadah penampung cairan berwarna putih susu. Terlintas suatu peristiwa yang nyaris merenggut penglihatannya.
Baca Juga:
Operasi Katarak Gratis Martabe Gelombang Kedua di RS Bhayangkara: 229 Mata Berhasil Dioperasi
Enam bulan yang lalu, saat ia akan menyadap pohon karet, getah tertumpah mengenai mata kirinya. Terasa perih bercampur gatal, bayang-bayang kebutaan pun menghantui.
Benar saja keterlambatan penanganan dari dokter membuat iritasi pada selaput mata Ernima. Maklum saja, jarak dari kebun dan waktu jadi penghalang, bagai musuh yang tak terkalahkan.
Matanya mengalami keratitis parah. Reaksi zat kimia getah menyebabkan penglihatannya kabur nyaris buta. Perempuan kelahiran tahun 1992 itu ingin sekali melakukan pengobatan kepada dokter spesialis mata, namun keterbatasan ekonomi menjadi tembok penghalang.
Baca Juga:
Kabar Gembira! PT Agincourt Resources Akan Gelar Operasi Katarak Gratis di RSUD Pandan
Pekerjaannya sebagai buruh tani karet sempat terhenti, aktivitas mengurus rumah tangga dilakukan sebisanya. Mengeluh hanya akan keringkan tulangnya. Lantunan doa dia panjatkan, melipat telapak tangan, memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, berharap doanya menembus langit.
Terkabar, penyelenggaraan Operasi Katarak Gratis Tambang Emas Martabe membawa angin sorga bagi keluarga cemara itu. Ia melonjak kegirangan sembari mendekap erat Petrus saat mendengar kabar yang disampaikan suami tercinta.
Dititipkan ketiga anak mereka di rumah kerabat. Kedua insan yang dipersatukan di Altar Gereja itu melangkah mantap menjemput kesempatan besar yang ditawarkan perusahaan pertambangan emas dan perak itu.