Kilau Sugeng semakin gemerlap. Alarm peringatan melalui seragam adiyaksa dengan satu bintang emas di pundak, yang dipakai Sugeng saat apel kesiapsiagaan dengan kepala-kepala sekolah, berhasil membuat ciut nyali tikus-tikus kantor. Sugeng mulai menyasar pemerintahan desa. Tidak sedikit kepala desa nakal yang diberhentikan sementara oleh suami Ade Riana Wiranti itu.
Sugeng yang berani mengusir Ketua DPRD Tapteng karena nyelonong masuk saat rapat internal dengan jajaran Dinas Kesehatan, ditasbihkan sebagai aktor utama pembawa perubahan di negeri wisata sejuta masalah.
Sugeng dielu-elukan hingga dijuluki "Manusia Setengah Dewa" oleh kelompok masyarakat yang selama ini merasa dizalimi.
Baca Juga:
Diklaim Lebih Ramah untuk Bumi, Kompos Jasad Manusia Jadi Tren Sah di 12 Negara
Julukan yang disematkan pada Sugeng mewakilkan sebuah harapan besar. Harapan tata kelola pemerintahan yang baik, yang bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Pemerintahan yang pro rakyat, berkeadilan dan bisa memberikan dampak yang lebih baik dalam segala aspek tatanan kehidupan.
Pemerintahan yang berintegritas, yang memberangus segala bentuk penyelewengan dan menenggelamkan semua bentuk ketidak adilan.
Namun ternyata apa daya, harapan sepertinya tak sama dengan yang nyata. Empat bulan berlalu, auman pengungkapan dugaan praktik penyelewengan anggaran tak terdengar lagi. Pengungkapan kasus dugaan pungli dana BOK dan Jaspel, hingga aksi bersih-bersih yang sempat menjadi momok menakutkan bagi 'mercenary corruption', hilang ditelan bumi, raib tak jelas juntrungannya. Padahal, kasus dugaan pungli dana BOK dan Jaspel Dinas Kesehatan ini, sudah ditangani Jamwas Kejagung RI.
Apa kabar Mas Sugeng? Jangan beri kami harapan fatamorgana. Pernyataan-pernyataan menohok berseliweran di dunia nyata dan menjadi trending topic di dunia maya. Istilah 'masuk angin' viral dan menjadi pembahasan dalam debat kusir kelas kedai kopi. Mungkinkah pertunjukan telah usai?
Baca Juga:
AI Tak Bisa Gantikan Semua, Inilah 10 Pekerjaan yang Tetap Butuh Sentuhan Manusia
Memang, menaruh harapan terlalu besar, hanya akan melahirkan kecewaan. Namun, bukanlah suatu larangan untuk berharap. Kami yakin, Mas Sugeng bukanlah type pemimpin yang bekerja setengah hati. Dan kami meyakini, sebagai kader 'Sang Pencerah', mas Sugeng pasti rela syahid demi memperjuangan kebenaran.
Salam akal sehat.
[Redaktur : Hadi Kurniawan]