TAPTENG.WAHANANEWS.CO,-
PASARIBU TOBING
Pernyataan kontroversial Kepala Desa (Kades) Sipakpahi, Odor Maria Marbun, yang menuduh pasangan lansia Solhot Silaban dan Rosmian sengaja pindah dari Pekanbaru untuk merusak citranya, memicu reaksi keras dari berbagai pihak.
Sekretaris KNPI Tapteng, Raju Hutagalung, dan Camat Pasaribu Tobing, Ridawan Gorat, turut menyesalkan pernyataan tersebut.
Baca Juga:
Optimalisasi Pembersihan, DLHK Pekanbaru Berhasil Kendalikan Tumpukan Sampah
Kades Odor membantah tudingan bahwa ia abai terhadap kebutuhan Solhot dan Rosmian, yang merupakan pasangan suami istri lanjut usia (lansia) membutuhkan bantuan.
Ia mengklaim bahwa pasangan lansia tersebut belum pernah melapor ke pemerintah desa dan menolak berkomunikasi dengannya.
Lebih lanjut, Kades Odor menyatakan masih banyak warga lain yang lebih berhak menerima bantuan.
Baca Juga:
Sejoli Positif Narkoba Tabrak Sekeluarga di Pekanbaru hingga Tewas
Pernyataan Kades Odor ini dinilai telah menggiring opini publik dan memicu kontroversi.
Tuduhannya terhadap motif kepindahan pasangan lansia tersebut menimbulkan pertanyaan serius tentang transparansi dan kepedulian pemerintah desa terhadap warganya yang membutuhkan.
Raju Hutagalung dari KNPI Tapteng menekankan pentingnya pengawasan terhadap penggunaan dana desa dan mendesak agar masyarakat berani melawan tindakan arogansi, nepotisme, dan korupsi.
"Ini penting nya pengawasan terhadap pemakaian dana desa. Sebab rentan di korupsi dan fiktif, dan jika masih ada kepala desa yang tidak mampu menghadirkan rasa adil saat menggunakan Dana Desa, apa lagi tebang pilih, serta mengutamakan sanak familinya, hingga mengabaikan yang seharusnya layak menerima, maka Kepala Desa yang seperti ini perlu di evaluasi," ucap Raju.
Ia juga mengharapkan agar masyarakat berani melawan tindakan arogansi, nepotisme, hingga korupsi di daerah masing-masing .
"Sekarang jamannya sudah canggih, foto dan vidio kan semua kinerja kepala desa yang zolim dan korup, dan adukan kepada Aparat Penegak Hukum. Semua masyarakat harus berani mengawasi Dana Desa, itu uang negara bukan uang pribadi," bebernya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk aktif mendokumentasikan dan melaporkan tindakan kepala desa yang korup kepada aparat penegak hukum.
Camat Ridawan Gorat juga turut mengecam pernyataan Kades Odor.
Camat Pasaribu Tobing ini juga mengaku telah mengunjungi Solhot dan Rosmian untuk mengkonfirmasi berita tersebut atas arahan Penjabat (Pj) Bupati Tapteng, Dr. Sugeng Riyanta.
Ridawan menyatakan akan memanggil Kades Odor untuk diberi arahan agar berbuat lebih baik dan menghindari pernyataan yang memicu kontroversi, terutama kepada awak media.
Ia juga telah menginstruksikan Kades Odor untuk tidak melarang awak media meliput permasalahan ini.
Kisah Solhot dan Rosmian menyoroti pentingnya aksesibilitas bantuan sosial bagi seluruh warga, khususnya bagi mereka yang mungkin kesulitan mengakses informasi atau bantuan pemerintah.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa serta kepedulian pemerintah terhadap seluruh warganya.
[REDAKTUR : JOBBINSON PURBA]