
Kecemasan Budisokhi semakin bertambah karena hingga kini belum ada perkembangan berarti pasca penerimaan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP) dari Polres Tapteng.
Ia merasa haknya diabaikan dan berencana kembali mendatangi Satreskrim Polres Tapteng untuk menanyakan perkembangan kasus tersebut.
Baca Juga:
Diduga Korupsi Proyek Pembangunan Sekolah, Camat Cimanggis Depok Diseret ke KPK
"Jika Polres Tapteng tidak bisa menyelesaikan kasus ini, saya akan mengambil hak saya terhadap lahan tersebut," tegas Budisokhi.
Pernyataan ini menunjukkan tekad kuatnya untuk memperjuangkan keadilan.
Sengketa lahan ini bermula pada tahun 2008 ketika PT CPA menguasai lahan yang telah dibeli Budisokhi dari Heber Sipahutar pada tahun 1998.
Baca Juga:
MK Putuskan Gugatan Edy Rahmayadi di Sengketa Pilgub Sumut Tak Dapat Diterima
Selama lebih dari dua dekade, Budisokhi telah mengelola lahan tersebut, dan kini ia merasa hak kepemilikannya dirampas.
Ia berharap proses hukum dapat berjalan lebih cepat dan memberikan kepastian hukum bagi semua pihak yang terlibat.
Kasus ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas penegakan hukum di daerah tersebut.