"Terakhir bapakku meneleponku dijemput oleh beberapa orang laki-laki menggunakan mobil. Mamaku diturunkan di Padangsidimpuan. Setelah itu bapakku memilih turun dari mobil dengan paksa lalu lari ke rumah salah satu warga tapi tidak tahu dimana daerahnya. Yang kudengar suara bapakku buru-buru mematikan telepon," tuturnya.
Hingga saat ini, MH belum dapat dihubungi. AJA mengaku sangat ketakutan dan kebingungan mengenai keberadaan orang tuanya serta tempat ia harus pulang.
Baca Juga:
5 Pelayan Cafe yang Terjaring Razia Satpol PP Tapteng Diduga Korban Perdagangan
Dengan berlinang air mata, ia memohon perlindungan kepada pihak kepolisian. "Bapak kapolres tolong kami, aku gak tahu bapakku dimana, aku takut pak," ucapnya.
Kisah serupa juga dialami oleh AIS (14), korban TPPO lainnya yang berasal dari Padangsidimpuan.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya dan ibunya diikuti oleh orang suruhan yang diduga terkait dengan pemilik usaha tempat mereka menjadi korban, saat ibunya membuat laporan ke Polres Tapteng.
AIS juga memperlihatkan tangkapan layar pesan WhatsApp berisi teror yang diduga dikirim oleh Nurhalima Nasution.
Baca Juga:
Keluar Masuk Penjara, Residivis Narkoba Ditangkap Lagi
Pesan tersebut berisi ancaman agar ibunya tidak menandatangani laporan dan tidak pergi ke Polres.
Kasus ini menjadi sorotan tajam terkait perlindungan anak dan pemberantasan TPPO di wilayah Tapanuli Tengah.
Pihak kepolisian diharapkan segera bertindak cepat untuk mengungkap kasus ini, menemukan MH, serta memberikan perlindungan kepada para korban dan keluarga mereka.