Meski dalam praktiknya tidak akan mudah, perubahan harus dilakukan. Berbagai strategi harus disiapkan, mulai dari reformasi birokrasi hingga peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Beleid ini bisa membuka ruang fiskal yang lebih luas bagi Pemkab Tapteng.
Reformasi birokrasi perlu menyasar sistem. Selain SDM, aspek lain yang harus disasar adalah kegiatan seremoni. Intinya, Pemkab Tapteng harus menyiapkan proses perencanaan, melakukan road map untuk memikirkan apa-apa yang bisa diefisiensikan.
Baca Juga:
Pemkab Tapteng Siap Bersinergi dengan Bea Cukai Sibolga Berantas Rokok Ilegal
Di sisi sumber daya, banyak hal yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan keuangan Pemkab Tapteng yang sudah dalam posisi bangkrut. Seluruh OPD harus kreatif mencari dan mengoptimalkan potensi untuk menambah Pendapatan Asli Daerah.
Jika kita mau jujur, dengan potensi sumber daya Tapteng yang melimpah, hal yang sangat memprihatinkan jika PAD Tapteng hanya pada kisaran Rp82.805.769.000. Dimungkinkan, kondisi ini terjadi akibat banyaknya lobang misterius yang membuat PAD bocor.
Banyak PAD Tapteng tidak terkumpul optimal yang disinyalir akibat berbagai masalah seperti, pungutan liar, pengelolaan yang tidak transparan, atau sistem yang tidak terintegras. Mengikis semua ini, diperlukan kombinasi strategi yang berfokus pada modernisasi administrasi, pengawasan ketat, dan transparansi.
Baca Juga:
BPBD dan Satpol PP Tapteng Berhasil Padamkan Karhutla di Sitahuis
Jangan coba-coba menaikkan pajak bumi dan bangunan. Formula ini akan menimbulkan gejolak di tengah-tengah masyarakat. Spanduk dan poster dipastikan akan terbentang luas. Warga akan mendatangi kantor bupati menuntut kebijakan tersebut dibatalkan. Atau mau menjadi Pati kedua?
Bagi rakyat, rasionalitas fiskal tak sebanding dengan rasa kehilangan kendali atas hidup yang makin mahal. Jangan sampai masyarakat merasa jika pajak bukan lagi sekadar kewajiban, tapi menjadi sebuah ancaman.
Walau bukan dosa Masinton-Mahmud, keadaan ini menjadi ujian berat untuk meningkatkan kemandirian fiskal daerah. Kombinasi strategi yang berfokus pada peningkatan pendapatan, efisiensi belanja, dan tata kelola keuangan yang baik, harga mati yang harus diterapkan.