Tapteng harus bangkit dengan bekerja cerdas dan inovatif dalam mencari pendapatan tambahan. Selain memaksimalkan sumber daya, pos yang dinilai boros, tidak akuntabel, bahkan rawan penyimpangan harus dikurangi. Kegiatan yang sifatnya rutin dan kurang strategis seperti, rapat, perjalanan dinas, hingga makan dan minum wajib ditekan.
Ayo menolak "failit". Inilah saatnya Masinton-Mahmud mengubah sejarah Tapteng yang kurun 8 dekade ketergantungan dengan transfer pusat. Ingat!! Jargon "Tapteng Naik Kelas" jangan hanya sekedar lelucon minggu siang yang menggelitikkan hati. **)
Baca Juga:
Pemkab Tapteng Siap Bersinergi dengan Bea Cukai Sibolga Berantas Rokok Ilegal
[Redaktur: Hadi Kurniawan]