"Beliau tidak lagi bersedia menjaga dan memelihara sapi-sapi tersebut, dan minta tolong agar dicarikan penggantinya," ungkap Oloan.
Setelah diberitahukan ke seluruh warga, timpal Oloan, tidak satupun yang bersedia untuk memelihara dan menjaga aset Bumdes itu, sehingga dilakukan musyawarah desa untuk mengambil langkah terbaik.
Baca Juga:
Terbongkar, Ini Alasan 20 Kades Setorkan Dana Rp65 Juta ke Camat Elsye Hartuti
"Sebelumnya saya terlebih dahulu berkordinasi dengan Camat Sibabangun dan Kadis PMD yang waktu itu dijabat oleh Alm Henri Haluka Sitinjak," imbuhnya.
"Sebelumnya, saya terlebih dahulu berkordinasi dengan Camat Sibabangun dan Kadis PMD yang waktu itu dijabat oleh Alm Henri Haluka Sitinjak," imbuhnya.
Berhubung karena tidak ada yang bersedia mengurus sapi-sapi itu, dan Ketua Bumdes yang sedang mandah ke daerah Humbang Hasundutan, musyawarah yang dihadiri tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan masyarakat, menyepakati sapi di jual.
Baca Juga:
Tito Karnavian Tegur Keras Kepala Daerah Usai OTT Lahat: Jangan Ada Lagi Pemerasan
Keputusan ini diambil demi untuk menyelamatkan aset Bumdes, yang jika tidak segera diambil kebijakan kemungkinan sapi-sapi itu akan mati.
"Itu bukan keinginan pribadi saya. Penjulan empat ekor sapi aset Bumdes Anggoli atas hasil musyawarah bersama tokoh masyarakat, tokoh adat, dan warga, yang diketahui pemerintah kecamatan dan Dinas PMD Tapteng," jelasnya.
"Ini langkah penyelamatan. Semua masyarakat Anggoli tau itu. Sapi milik Bumdes yang diserahkan petugas pemelihara dijual. Ada berita acaranya kok," tambah Oloan.