TAPTENG.WAHANANEWS.CO - SARUDIK
Kelangkaan solar di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di Tapanuli Tengah (Tapteng) tengah mengancam mata pencaharian ratusan nelayan.
Para nelayan yang mengandalkan mesin diesel untuk melaut kini terhambat aktivitasnya akibat minimnya pasokan bahan bakar.
Baca Juga:
PLN dan Pemkab Tapteng Jalin Kerja Sama Tingkatkan Infrastruktur Penerangan
Kondisi ini diperparah dengan datangnya bulan Ramadhan, di mana permintaan ikan di pasar Tapanuli Tengah dan Sibolga meningkat.
Tobing, seorang nelayan lokal, mengungkapkan keprihatinannya.
Ia dan rekan-rekannya telah mengajukan surat rekomendasi BBM nelayan, namun hingga kini belum mendapatkan jatah solar.
"Kita sudah mengajukan permohonan, tapi stok minyak belum juga datang," ujarnya.
Baca Juga:
Pasar Murah Ramadhan di Tapanuli Tengah: Meringankan Beban Warga Jelang Lebaran
Ia mengaku bingung dan khawatir karena masa melaut sudah tiba, sementara bahan bakar untuk kapal mereka masih belum tersedia.
Kondisi serupa terjadi di SPBN kawasan PPN Sibolga, Kelurahan Pondok Batu, Tapteng.
SPBN yang biasanya buka setiap hari kerja kini sering tutup karena kehabisan stok.
Seorang petugas SPBN yang enggan disebutkan namanya menjelaskan bahwa kelangkaan solar telah terjadi sejak 1 Maret 2025.
Ia mengungkapkan kesulitan memprediksi kapan BBM bersubsidi akan kembali didistribusikan.
"Biasanya kita dapat kiriman dua hari sekali, sekarang lima hari baru dapat," keluhnya.
Ia menjelaskan bahwa pengurangan kuota BBM subsidi dari Pertamina menjadi penyebab utama kelangkaan.
"Dulu kita dapat 16 ton setiap dua hari, sekarang hanya 8 ton dalam lima hari. Dua kapal bagan saja sudah menghabiskan stok," tambahnya.
Akibatnya, antrean panjang di SPBN pun tak terhindarkan. Lebih dari 20 surat rekomendasi BBM masih terpending.
Petugas SPBN tersebut juga mengungkapkan perubahan jalur distribusi solar.
Kini, solar didistribusikan dari PT Pertamina Fuel Terminal Pematangsiantar, bukan dari Pertamina Terminal Sibolga seperti biasanya.
"Sekarang solar datangnya dari Siantar, itupun dini hari baru sampai," tuturnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak manajemen Pertamina Fuel Terminal Sibolga belum dapat dikonfirmasi. Security Pertamina Sibolga, Ade Candra, menjelaskan bahwa manajer sedang dinas luar kota dan diperkirakan baru kembali minggu depan.
Kelangkaan solar ini menimbulkan kekhawatiran akan berdampak luas terhadap perekonomian nelayan dan ketersediaan ikan di pasar selama bulan Ramadhan.
Pemerintah daerah dan Pertamina diharapkan segera mengambil langkah untuk mengatasi permasalahan ini dan memastikan pasokan solar bagi nelayan tetap tercukupi.
[REDAKTUR : HADI KURNIAWAN